Mohon tunggu...
Novia Respati
Novia Respati Mohon Tunggu... Wirausaha

Fobia pada mantan

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Mau Tahu Rasanya Dikhianati Rame-rame? Sini, Saya Kasih Tahu!

30 Mei 2025   14:16 Diperbarui: 30 Mei 2025   14:41 200
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler


Sejak kedua orang tua saya bercerai, ibu saya selalu mendidik saya agar menjadi perempuan yang tangguh. Dari sekian banyak ujian hidup yang saya lalui hingga detik ini, hanya satu hal yang paling menyakitkan yang benar-benar saya rasakan. Kamu tahu bagaimana rasanya dikhianati?

Baru kali ini saya benar-benar merasa dikhianati hingga saya berada di titik terendah. Hingga saya hanya bisa terdiam dan tidak bisa menangis lagi. Selama hidup, baru kali ini saya dikhianati. Bahkan dulu, saya dan (mantan) kekasih saya putus bukan karena saya dikhianati atau saya yang berkhianat. Tapi karena kami memang berbeda keyakinan.

Pengkhianatan yang ini jelas beda. Coba bayangkan dulu bagaimana rasanya ketika kamu sudah menaruh kepercayaan di dalam kelompokmu, lalu ada yang membocorkan aktivitasmu di dalam kelompok itu kepada orang lain.

Yang sama saja, dengan artinya kamu diadu domba dengan orang lain. Kamu difitnah ini itu, kamu dibilang mengatakan sesuatu yang sama sekali tidak pernah kamu katakan. Luar biasa ya!

Dan semua itu berhasil menghilangkan rasa percaya saya dalam sekejap. Pelajaran berharga, bahwa hampir semua orang yang saya anggap baik dan tidak punya masalah pribadi dengan saya, justru sangat berpeluang besar untuk menjadi musuh dalam selimut dan diam-diam menusuk dari belakang.

Ternyata, sekalipun kita merasa sudah berbuat baik dan tulus kepada semua orang, bukan berarti kita bisa diterima juga dengan tulus dan jujur.

Saya memang tipe orang yang tidak pernah peduli tentang bagaimana orang lain menilai saya. Saya yang kalian kenal selama ini, adalah saya yang apa adanya, dan tidak pernah melakukan sesuatu hal dengan tujuan dan maksud tertentu.

Tapi, memang begitulah manusia. Kita sama-sama tidak sempurna, kita sama-sama banyak kekurangan, tapi yang pasti... saya bukan pengkhianat seperti mereka.

Saya tidak mau buang-buang energi untuk berpikir dan menerka-nerka, siapa kira-kira orangnya yang sudah mengkhianati saya dari sekian banyak orang yang ada di dalam kelompok itu.

Siapa yang bisa-bisanya mengadu domba saya dengan "seseorang" yang saya suka. Dari pada menerka-nerka, lebih baik saya diam. Karena sakit hati ini adalah sakit yang paling parah, dari sekian banyaknya sakit yang pernah saya rasakan.

Dan untukmu para pengkhianat, bertaubatlah! Sebab sedikit saja kamu merekayasa sebuah cerita, hal itu bisa sangat merugikan dan menyakitkan bagi orang lain. Tanyakan pada hati nuranimu, apa untungnya menjatuhkan orang lain, apalagi orang itu temanmu sendiri. Orang yang sudah menyerahkan kepercayaannya kepada kamu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun