Mohon tunggu...
Novia Respati
Novia Respati Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wirausaha

Senang menulis dan memasak 😊

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Hujan di Ujung Senja

28 September 2024   07:28 Diperbarui: 28 September 2024   07:39 298
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar : dreamstime.com/DenisKoltsov

Di sebuah rumah bergaya tempo dulu, dengan halamannya yang luas, hiduplah seorang nenek bernama Sarah. Walaupun usianya telah menginjak delapan puluh tahun, matanya masih bersinar cerah dan senyumnya selalu terasa hangat.

Di ruang tamunya, Sarah duduk di kursi goyang sambil memandangi hujan yang turun dengan lembut di luar jendela. Seketika Mira, sang cucu yang berusia dua puluh limaan itu merangkulnya dari belakang.

"Hujan memang punya cara tersendiri untuk membawa kita kembali ke masa lalu."

"Betul, Oma. Hujan seringkali membawa kenangan. Kadang, aku merasa kembali ke masa-masa itu. Cerita dong Oma, tentang salah satu kenangan Oma!"

Sarah menghela napas panjang. "Ada satu cerita yang mungkin belum pernah kamu dengar. Tentang seseorang yang pernah sangat berarti dalam hidup Oma. Dulu, Oma pernah jatuh cinta pada seorang pemuda bernama Haris. Kami bertemu saat Oma berusia sembilan belas tahun dan dia dua puluh satu. Saat itu, Oma sedang membantu di ladang padi, dan dia sering lewat dengan sepeda tuanya."

"Apa Oma jatuh cinta pada pandangan pertama?"

"Bisa dibilang begitu. Haris selalu menyapa dengan senyuman ramah setiap kali lewat. Oma merasa hati ini berdebar setiap kali melihatnya. Akhirnya, suatu hari, dia berhenti dan membantu kami di ladang. Itu adalah awal mula kami saling mengenal." Sarah menghela nafas dan melanjutkan, "Sayangnya, Haris mendapat tawaran kerja di Jakarta. Dia memutuskan untuk pergi."

Baca juga: Untuk Kenangan Kita

"Setelah Oma juga pindah ke Jakarta, apa Oma pernah mencari dia?"

Sarah mengangguk, "Pernah, tapi ngga ketemu. Waktu di desa kami sempat saling berkirim surat sampai akhirnya surat-surat yang kami kirim semakin jarang."

Hujan telah usai dan Mira masih memikirkan cerita neneknya tadi. Di dalam hening malam, Sarah merasakan kehadiran cinta masa lalunya dengan cara yang berbeda. Beliau tahu bahwa meskipun cinta sejatinya tidak pernah terwujud seperti yang diimpikannya, tetapi kenangan itu tetap berharga dan memberikan arti dalam hidupnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun