Kau teteskan penawar luka ke dalam kopiku setiap pagi
Dan menebar mantra kebahagiaan di setiap celah waktu
Masa ke masa terus bergulir, namun mantra itu lenyap tak bersisa
Telah habis pula penawar luka yang kau racik untukku
Sesaat kau ditelan takdir, lalu muncul membawa jenis luka lain
Akankah kau jadi satu-satunya penawar, bagi luka yang kau bawa sendiri?
Beruntungnya kau, sebab di sini cinta masih tersisa untukmu
Bogor, 16 Juli 2024
Baca juga: Lelaki Menjawab Lara
Baca juga: Cintaku Mengheningkan Cipta
Baca juga: Nyanyian Patah Hati
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!