Mohon tunggu...
Novia Maharani
Novia Maharani Mohon Tunggu... Mahasiswa - PKTJ Tegal

novia

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Menumbuhkan Semangat Nasionalisme dan Patriotisme bagi Generasi Muda di Tengah Pluralisme

28 November 2022   08:42 Diperbarui: 28 November 2022   08:49 256
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Banyak generasi muda bangsa Indonesia yang belum paham tentang perannya sebagai anak bangsa. Nasionalisme dan patriotisme pada saat ini tidak lagi harus ikut angkat senjata dan bela Negara, tetapi dapat diwujudkan dalam bentuk yang lain, yaitu dengan cara mengharumkan nama bangsa dengan berprestasi dalam bidang olah raga, penguasaaan ilmu pengetahuan seni, budaya, dan lain sebagainya. Saat ini banyak generasi muda bangsa yang belum paham tentang perannya sebagai anak bangsa. Banyak generasi muda yang merusak dirinya dengan kegiatan negatif seperti: masih banyak siswa yang bolos sekolah, tidak mencintai produk dalam negeri, vandalisme dimana-mana yang merusak keindahan lingkungan, tidak mentaati peraturan sekolah, membuang sampah sembarangan, perkelahian antar pelajar, penyalahgunaan narkoba, tawuran, geng motor, sex bebas, dan lain sebagainya.

Secara teoritis, nasionalisme merupakan paham (ajaran) untuk mencintai bangsa dan negara sendiri. Sedangkan patriotisme merupakan sikap yang berani, pantang menyerah dan rela berkorban demi bangsa dan negara. Keduanya saling berkaitan karena jika seseorang sudah memiliki memiliki rasa nasionalisme secara otomatis dia juga akan memiliki rasa patriotisme.

Masyarakat di Indonesia merupakan masyarakat yang majemuk dan rawan konflik. Indonesia sejak dulu sudah mengalami berbagai konflik, baik yang bersifat SARA maupun NON SARA. Hal ini terjadi karena adanya berbagai perbedaan di Negara Indonesia ini. Untuk mengurangi atau meminimalisir bahaya yang ditumbulkan dari konflik tersebut dapat dimulai melalui pendidikan, karena pendidikan merupakan wahana yang dapat menumbuhkan kesadaran dimasyarakat.

Di Negara Indonesia kita ini terdapat berbagai suku, ras, agam budaya, dan masih banyak lagi. Untuk itu supaya tidak terjadi perpecahan kita harus senantiasa berpegang teguh pada semboyan kita yaitu Bhineka Tunggal Ika.Kita harus menghargai keberagaman dimanapun itu. Kita tidak boleh mudah terpengaruh oleh sekelompok orang tertentu yang hendak memudarkan semangat nasionalisme yang ada didalam diri kita, karena dengan kita memiliki semangat nasionalisme yang tinggi,  negara kita pasti akan menjadi negara yang berdaulat dan tidak akan terpecah belah.

Arus globalisasi dengan mudah masuk kekalangan masyarakat terutama kaum muda. Pengaruh dari arus globalisasi tersebut membuat banyak anak muda kehilangan kepribadian diri sebagai bangsa indonesia. Teknologi informasi sekarang memberikan informasi tanpa batas dan dapat diakses oleh siapa saja, baik itu kaum muda maupun tua. Saat ini internet sudah merupakan santapan sehari hari bagi generasi muda. Jika teknologi informasi ini digunakan dengan baik dapat menimbulkan banyak manfaat bagi kehidupan tetapi jika tidak dipergunakan dengan bijak teknologi informasi juga dapat memberikan banyak hal-hal negatif yang dapat menimbulkan banyak kerugian. Salah satu dampak negatifnya adalah sekarang rata-rata orang menjadi acuh terhadap orang lain karena terlalu fokus dengan handphone nya masing-masing atau dunianya sendiri.

Nasionalisme di Indonesia semakin kesini semakin memudar karena pengaruh dari era globalisasi yang membuat masyarakat memiliki gaya hidup kebarat-baratan. Cara mengubah gaya hidup tersebut perlu adanya pendidikan dimulai dari keluarga dulu lalu ke pendidikan baik yang ada dilingkungan sekitar maupun lingkungan sekolah. Karena pendidikan sekolah merupakan agen sosialisasi yang utama. Selain itu sekolah juga menjadi tempat untuk menanamkan nilai, norma, serta harapan dari masyarakat kepada seseorang agar menjadi lebih baik lagi. Di sekolah juga siswa diajarkan mengnai keterbukaan dan cara berdialog atau bersosialisasi dengan manusia lain. Disekolah siswa mempelajari aturan kemandirian (independensi),spesifikasi (specificity , universalisme (universalisme) , dan )prestasi (achievement).

Nilai universal aebaiknya dibudidayakan untuk generasi muda dalam masyarakat pluralistic. Salah satu cara mensosialisasikannya dengan mengandalakan peran lembaga pendidikan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun