Mohon tunggu...
NOVIA FUAYDHA
NOVIA FUAYDHA Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

I love my self

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Melumpuhnya Perekenomian di Bojonegoro pada Masa Pandemi Covid-19

27 Januari 2021   10:30 Diperbarui: 27 Januari 2021   10:54 112
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pandemi virus corona sudah hampir satu tahun melanda dunia, semakin lama semakin banyak orang yang terinfeksi virus corona. Dengan adanya virus corona ini merubah semua tatanan hidup masyarakat. Seperti tidak terbayangkan akan mengalami kondisi seperti ini. Kondisi dimana kita harus merubah segala bentuk aktivitas sehari-hari, merubah cara bekerja, merubah cara bersekolah, dan bahkan kita harus membatasi berkumpul dengan orang banyak. Tentu saja banyak perubahan yang terjadi dari sebelum adanya virus corona dengan adanya virus corona ini.

Sebelum virus ini mewabah di seluruh dunia, kita menjalani kehidupan normal. Dimana kita bisa bekerja di tempat kerjanya masing-masing, bisa sekolah di sekolahan, bisa nongkrong atau berkumpul bersama orang-orang banyak. Namun corona telah merubah semuanya, dulu yang menurut kita tidak mungkin terjadi atau tidak pernah terbayangkan seperti menjadi sebuah kejutan bagi semua orang. 

Tiba-tiba kita dikagetkan dengan hadirnya virus corona pertama kali di Wuhan China, kemudian dengan cepat menyebar luas ke beberapa negara. Orang-orang Indonesia yang dahulu berpikiran bahwa virus corona tidak akan sampai di Indonesia, karena letak Negara China dengan Negara Indonesia sangat jauh. Namun, tidak lama kemudian virus corona mulai mewabah di Indonesia dan persebarannya sangat cepat sehingga pemerintah Indoensia juga harus segera mengambil tindakan agar virus tidak semakin menyebar dengan cepat.

Semenjak virus corona mulai masuk di Indonesia pemerintah mengubah semua tatanan hidup mulai dari melakukan pekerjaan dari rumah, sekolah dari rumah, larangan mengadakan acara yang besar dan menyebabkan kerumunan banyak orang. Pemerintah menghimbau agar semua aktivitas dilakukan dari rumah. Tentu saja hal tersebut memiliki dampak, yang salah satunya pada perekonomian masyarakat. 

Tidak semua pekerjaan bisa dilakukan dari rumah, hanya orang-orang yang bekerja di kantor saja yang bisa melakukannya dari rumah karena semua tugas tugas dari kantor bisa dikerjakan secara online melalui laptop atau handphone. Bagi mereka yang bisa melakukan pekerjaan secara online mungkin dampak virus corona terhadap perekenomiannya tidak terlalu terasa. Namun bagi mereka yang tidak bisa melakukan pekerjaannya secara online karena memang kerjanya harus turun langsung ke lapangan tentu saja dampak dari virus corona ini sangat terasa.

Seperti halnya para pekerja seni di Kabupaten Bojonegoro, banyak yang perekonomiannya mengalami masalah karena mereka tidak dapat bekerja. Di masa pandemi ini pemerintah melarang segala bentuk acara yang dapat menyebabkan orang banyak berkumpul dan berkerumun karena dapat menyebabkan klaster baru penyebaran virus corona. 

Pandemi virus corona yang belum tau kapan ujungnya ini tentu saja membuat para pekerja seni menjadi gelisah karena mereka kekurangan job kerja. Pekerja seni sendiri merupakan orang-orang yang bekerja dalam dunia kesenian seperti para penyanyi baik dangdut, pop, jazz, rock, maupun aliran yang lainnya, kemudian para pemain musik yang mengiringi penyanyi, para pemilk sound system beserta alat-alat untuk menggelar acara seperti meja, kursi, terop, panggung, dan lain-lain. 

Semenjak ditetapkannya larangan untuk menggelar acara,semua pekerjaan para pekerja seni menurun drastis omsetnya. Bagi para pekerja seni yang hanya menggantungkan hidupnya pada job menyanyi, bermain musik, atau pekerjaan seni yang lainnya tentunya akan sangat merasakan dampak dari virus corona ini. Setiap harinya ada banyak job yang dibatalkan karena tidak mendapat ijin menyelenggarakan acara.

Dampak korona sangat -- sangat terasa karena drastisnya penurunan omset job terbang para pekerja seni. Tidak hanya hajatan dan hiburan penyanyi saja yang di larang, namun acara -- acara tradisional pun seperti sedekah bumi yang biasanya di adakan setiap kali setelah panen dengan mengundang pekerja seni tari-pun ikut di tiadakan untuk sementara. Hal ini di anjurkan oleh pemerintah pusat karena untuk menanggulangi penyebaran virus corona di bojonegoro, Karena memang pertumbuhan pasien covid di bojonegoro yang semakin hari semakin meningkat dan bertambah.

Sangat di sayangkan karena pemerintah yang membuat peraturan tersebut menurut saya kurang memikirkan dampak lain pada sektor perekonomian masyarakat, meskipun pemerintah memberikan bantuan sembako atau bahkan dana untuk kelangsungan hidup masyarakat, bantuan tersebut telah di jalankan namun kurang merata karena hanya orang -- orang tertentu saja yang bisa mendapatkan bantuan tersebut. Para pekerja seni pasti sangat merasakan kelumpuhan pada sektor perekonomian mereka yang awalnya lancar-lancar saja sampai akhirnya seperti ini.

Tidak hanya para pekerja seni saja yang merasakan dampak covid tersebut, namu hal tersebut juga sangat  merugikan masyarakat lainnya seperti pedagang yang bekerja di pasar tradisional. Para pedagang yang kesehariannya bekerja sebagai pedagang di pasar mereka juga sangat merugi karena keputusan pemerintah yang mengatakan bahwa  pasar tradisional akan di tutup untuk sementara agar tidak terjadi kerumunan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun