"Tapi rumah yang bakal kita tempatin ini nggak cuma setahun dua tahun Sa."
"Bukan. Bukan masalah itu."
"Aku nggak bisa di sini Sa. Mengingatkan soal dia."
"Cukup. Kamu nggak perlu ngelanjutin perkataan kamu."
"Maaf Sa."
"...." Ia hanya meneteskan air matanya.
"Maaf Sa. Jangan menangis." Laki-laki itu mencoba memeluk wanita di hadapannya yang sedang menangis
"...." Wanita itu tak mengatakan apapun, ia hanya mengelak sentuhan dari lelaki itu.
"Aku salah. Maaf Sa." Ia menunduk.
"Kamu hidup di saat ini. Apa kamu masih belum dapat merelakan masa lalumu?" Ia mencoba untuk menguatkan dirinya sendiri.
"Sa.." Ia menunduk kembali.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!