Mohon tunggu...
Novia Elga
Novia Elga Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Call Me Novia. Sedang menjelajahi dunia.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Egois

6 September 2020   07:33 Diperbarui: 6 September 2020   07:27 73
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Egois

Lia menatap jalanan dengan kosong. Kereta terus melaju, namun hatinya tidak. Ia sudah menetap pada Dika. Pemandangan indah di sekitarnya pun tak menjadi perhatiannya, awan cerah pun menjadi muram baginya. Hanya hati yang remuk dan lebur yang tersisa. Pasi, wajahnya sudah tak bergairah lagi. Seakan dunianya telah padam.

"Aku nggak bisa tidur." Pesan singkat yang dibaca Lia pagi tadi. Sebenarnya pesan itu telah masuk sejak pukul 02.30 dini hari. Hanya saja, ia sudah terlelap pada waktu itu.
"Kenapa sayang ?" Balas Lia.

Centang dua dengan warna biru pun dilihatnya. Ternyata Dika langsung membalas pesan Lia

"Aku ingin tunangan kita diundur, sampai waktu yang tidak ditentukan." Kata Dika.
"Hah? Tapi" Lia tidak terima.
"Aku tidak bisa Lia." Dika membela dirinya.
"Apanya yang tidak bisa ?" Lia kaget terhadap Dika yang selalu berkata dengan tiba-tiba terhadap apapun.
"Aku ingin menyelesaikan satu persatu. Aku ingin fokus ke karir dulu." Dika berkata dengan mudahnya.

Pesan singkat itu dienyahkan oleh Lia. Mencintai sesuatu memang tidak seharusnya begini. Sudah terlalu dalam, sehingga akan pula terlalu sakit. Lia salah, telah terlalu percaya pada Dika.

Akhirnya mereka berdua pun bertemu pada sebuah tempat yang paling romantis di kotanya. Bale bebakaran, seperti hati Lia yang terbakar. Keduanya diam. Lia pun memutuskan untuk memulai pembicaraan.

"Kenapa kamu nggak bilang dari kemarin ? Persiapan acara kita sudah 95 persen Dika." Lia mencoba mengemis pada Dika yang terlalu jahat perihal mencintai pasangannya.
"Maaf Lia." Kata Dika
"Aku tidak perlu kata maaf dari kamu Dika. Aku butuh penjelasan. Kamu tahu semua persiapan sudah kita pesan. Kamu sendiri yang bilang, kita tunangan bulan ini. Kamu sendiri yang memilih, dekorasi kita di tunangan nanti. Kamu sendiri Dika. Kamu.." Lia masih belum percaya terhadap semuanya.

Perubahan memang akan terus terjadi kepada siapa saja. Begitupula Dika. Tapi tidak perubahan ini yang Lia inginkan.

"Lia." Dika menatap wajah Lia yang sudah tak lagi se ceria dulu.
"Dika, tolong pikirkan semua ini kembali." Lia memcoba untuk mencerahkan suasana yang sudah terlalu gelap untuk menjadi perbincangan.
"Aku sudah memikirkannya Lia." Dika mencoba untuk menjelaskan.
"Memikirkan dirimu sendiri? Tanpa aku? Tanpa keluargaku atau keluargamu?" Lia mengejar alasan Dika.

Berhubungan dengan seseorang memang tidak bisa semuanya soal diri sendiri. Ada orang lain yang masuk pada ruang yang ada. Sehingga menjadi dua yang menyatu. Bukan masalah suka atau tidak suka, nyaman atau tidak nyaman, mengawali atau mengakhiri. Menjalin hubungan adalah berusaha saling pengertian, saling terbuka, dan memberikan ruang untuk saling memberikan rasa nyaman.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun