Mohon tunggu...
Noviaamim
Noviaamim Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Aku Kau dan Ombak

16 Desember 2018   08:41 Diperbarui: 16 Desember 2018   08:52 143
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Saat itu kita duduk terdiam memandang indahnya pantai, aku gelisah, namun aku tetap diam... "Lautan itu luas, kehidupan diatas kapalpun keras,, tak selalu kita bisa berdamai dengan ombak... Namun seorang kapten yang tangguh selalu berteman dengan ombak yang besar... Novia,, sekali lagi, 

kau harus tau  lautan itu luas... Jika aku belum saja kembali... Jngan mencariku disana, aku ada dihatimu..." katamu sambil menggenggam tanganku untuk meyakinkanku.
Aku bersandar dipundakmu, "Kapan kau akan pulang?" bisikku.

Kau tertawa karena kepolosanku, hei aku sudah bertanya kapan kau pulang saat kau belum berangkat tuk berlayar. Kau hanya mengelus kepalaku,,, aku tau itu tandanya kau ingin bilang "jangan khawatir"... Ya, begitulah dirimu.. 

Tak banyak berbicara sepertiku, aku dan kamu sangat jauh berbeda,,, kau selalu serius dan tegas dalam melakukan hal apapun, sedang aku suka melakukan semuanya dengan santai, kau selalu disiplin akan waktu, aku selalu terlambat karena sikap santaiku, saat sedih aku menangis, saat sedih kamu lebih banyak diam, saat senang karenamu, aku teriak riang mengucapkan terimakasih seakan aku ingin semua mendengarkan  bahagiaku bersamamu, saat kau senang karenaku, kau akan memelukku dan berbisik mengucapkan terimakasih seakan kau ingin hanya aku yang tau detak jantungmu seakan kau ingin aku mengerti kau bahagia bersamaku.
-
-

"Kapan kau pulang?" bisikku dalam lamunan tentangmu waktu itu.. Saat ini aku berada dipinggir pantai, namun tidak lagi sedang menyandarkan kepalaku ke pundakmu, aku sedang menunggumu... hei, kau tau.. Aku selalu menulis namamu dan namaku diatas pasir, dan saat itu hilang tersapu ombak... aku yakin ombak membawanya kepadamu, bukankah kamu pernah bilang, ombak yang besar adalah teman bagi kapten yang tangguh? apa temanmu itu sudah memberikan salam rinduku untukmu?

"Kapan kau pulang?" bisikku lagi, kali ini dengan suara yang rintih... Kau tau bukan.. Aku tak suka menangis sendirian, "Kapan kau pulang?" kali ini aku benar benar menangis sambil menutup wajahku, aku tak ingin ombak temanmu juga mengadu tentang hal ini,,,
-
-
lalu aku merasakan ada yang mengelus kepalaku... kulihat senyummu... heiii kau benar benar disini? sebelum aku memelukmu, aku mengomel sepuasku "kau telah membuatku menunggu lama sekali, kau tau bukan aku sangat merindukanmu, kau tau bagaimana hari hariku tanpamu. Kau kemana saja?" tiba tiba kau peluk aku erat sekali, entah itu karena kau tak ingin mendengar omelanku, atau kau suka omelanku, atau kau tak tau bagaimana menghentikan omelanku... Hei, kau tau pelukanmu itu erat sekali.. 

Detak jantungmu juga kencang sekali... Aku menatap matamu, "Ada apa?" kataku dalam hati, lalu kau tersenyum.. "tidak ada apa apa" bisikmu, yaaa begitulah dirimu, kau selalu tau apa yang kutanyakan meski hanya dengan melihatmu... Namun heii pelukanmu erat sekali, apa ini karena badanmu semakin keras? atau aku yang semakin kurus? hahahaa aku tak peduli itu.. Aku bahagia bisa bertemu denganmu... saat tertidur dipelukanmu Aku memejamkan mataku sambil mengatakan.. "jangan pergi lagi.."
Kau hanya membalasnya dengan semakin erat memelukku...
-
-
Aku terbangun...
lagi lagi kau datang dalam mimpiku, angin malam dipantai ini dingin sekali... sebab itu kau memelukku erat dalam mimpi... Aku menangis lagi...
"KAPAN KAU PULANG?" teriakku berharap ombak memaksamu berlabuh padaku...
"Aku mencintaimu.... Aku selalu mencintaimu ilham... " rintihku...

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun