Mohon tunggu...
Inem Ga Seksi
Inem Ga Seksi Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Jadilah air bagi ragaku yang api

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Hindari Tongpes Akhir Bulan dengan Bangun Pagi

29 September 2012   03:25 Diperbarui: 24 Juni 2015   23:31 473
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Syndrome yang selalu menakutkan adalah syndrome akhir bulan. Dimana kondisi dompet sedang berada dititik minimum, sementara tanggal gajian masih beberapa hari kedepan.

Bila sudah begini, perasaan kebat kebit pasti datang.Intinya bingung, bagaimana harus menyikapi isi dompet agar bisa cukup sampai saatnya gajian. Perasaan kebat kebit biasanya akan menjadi kuadrat apabila, belum gajian, tapi dimeja sudah menumpuk beberapa tagihan. Seperti tagihan handphone, kartu kredit, asuransi dan beberapa kebutuhan lainnya yang sudah menunggu.

Sebenarnya, kondisi akhir bulan bukanlah sesuatu yang harus ditakuti, karena jika mau merunutkan dari awal, kondisi seperti itu timbul karena kurang mampunya diri kita dalam memanage dan mendisplinkan diri dalam hal pemakaian uang.

Berbagi pengalaman mengenai sulitnya mengatur keuangan, pernah saya alami, ketika awal-awal bekerja dan awal mula mempunyai kartu kredit.

Ketika itu, diawal saya bekerja, managemen keuangan saya sangat kacau balau. Hampir setiap akhir bulan selalu berada diposisi yang minus. Hingga tidak jarang, kondisi tersebut mengharuskan saya menggunakan kartu kredit. Tanpa disadari, hal tersebut sudah membawa saya kedalam mata rantai gaya hidup yang konsumtif dan jauh dari disiplin keuangan. Belum lagi ditambah gaya hidup yang ketika itu sangat tidak termanage dengan baik. Alias gaya hidup hedon dengan beberapa merek terkenal.

Awal mula, sangat menikmati hal-hal tersebut dan tidak terlalu memikirkan efek dari penggunaan kartu kredit dan pemakaian uang tanpa rencana. Hingga suatu hari, orang tua saya sakit. Walaupun tidak meminta bantuan dana, sebagai seorang anak, saya merasa mempunyai kewajiban membantu dalam hal biaya berobat. Alih-alih niat membantu terpatahkan karena terhalang isi saldo di Atm yang minim.

Belajar dari hal tersebut, saya mulai merasa menyesal karena tidak mau belajar memanage keuangan dengan baik. Bahkan, dengan gaji yang menurut saya cukup, saya tidak mampu untuk menabung. Dengan bantuan seorang sahabat, akhirnya saya dibantu untuk belajar bagaimana memanage keuangan agar terhindar dari syndrome tongpes akhir bulan.

Seiring waktu yang berjalan, pelan-pelan, hal-hal yang saya pelajari dari sahabat saya, membawa pada kondisi yang saya sebut “mapan di akhir bulan”. Tagihan memang akan selalu ada, namun hal tersebut tidak membuat saya kebat-kebit lagi. Karena setiap tagihan yang menjadi tanggungjwab saya,sudah masuk dalam daftar list bulanan.

Satu hal yang saya ingat, dari perkataan sahabat saya tersebut, “ Kalau mau menerapkan disiplin keuangan, bangunlah lebih awal…alias bangun pagi.”

Awal mulanya terasa sulit sekali untuk tetap terjaga setelah sholat subuh, karena biasanya setelah sholat saya selalu tidur lagi. Namun, karena merasa kapok berada di kondisi tongpes tiap akhir bulan, maka saya kuatkan tekad, bahwa rasa malas harus dilawan. Dan ternyata benar, jargon yang diberikan sahabat saya tersebut pelan-pelan membawa hal positif pada keuangan saya tiap akhir bulan.

Dari kebiasaan bangun lebih awal di pagi hari, saya mendapat beberapa keuntungan, diantaranya adalah:

1.Dengan bangun pagi, saya mempunyai kesempatan untuk membuat sarapan pagi, dan menyiapkan menu makan siang.

Sebelumnya, sarapan dan makan siang saya lakukan dikantor. Hal tersebut tentunya menjadi beban keuangan tiap bulan. Karena dalam sehari, saya harus merogoh dompet sebesar rp.50.000 – 70.000.

Bila bangun lebih pagi, saya bisa saving money sekian ratus ribu. (lumayan kan)

2.Dalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang sehat.

Nah, ini yang penting. Bangun pagi memberi kesempatan untuk membersihkan rumah, menyapu dan mengepel. Termasuk mencuci.

Kebiasaan laudry sebenarnya kebiasaan yang terjadi karena kurang pintar dalam mengelola waktu. Sementara dirumah ada mesin cuci.

Lagipula hal-hal seperti itu jika dilakukan secara rutin akan berdampak layaknya aktivitas olahraga.Bukankah efek berolahraga adalah tubuh yang sehat, nah jika tubuh sehat insyaAllah akan selalu terjaga kesehatannya.

Dengan selalu sehat, biaya tidak terduga untuk berobat bisa di tekan. Sehingga alokasi dana untuk kesehatan bisa menjadi dana tabungan.

3.Dengan bangun pagi, otak kita akan mudah untuk mengingat-ingat apa saja yang akan menjadi prioritas sepanjang hari. Termasuk prioritas untuk membayar kewajiban sebesar 2.5 persen (heheh..read = zakat).

Karena, rejeki yang kita terima, bukanlah seluruhnya milik kita. Ada milik orang lain yang harus dikeluarkan. Dan tidak perlu khawatir, nilai yang sebesar 2.5 persen tersebut tidak akan menguras isi dompet. Malah insyaAllah barokah.

4.Dengan bangun pagi, energy positif berpeluang besar untuk hadir. Dan hal tersebut sangat berguna ketika membuat suatu keputusan atau pilihan.

Salah satu contohnya adalah mungkin seusai jam kantor, bertemu dengan para sahabat dipusat perbelanjaan.Tubuh akan secara reflek mengirimkan signal pada otak, mengingatkan bahwa saya harus disiplin keuangan. Bila sudah begitu, saya bisa mengkontrol apapun yang saya lihat, termasuk godaan yang bernama BOOM SALE 50 %.

5.Dengan bangun lebih pagi, memberi kesempatan pada saya untuk selalu mengucap syukur. Bila sebelumnya mempunyai hobby membeli ini dan itu. Dengan bersyukur, saya menjadi lebih selektif membeli sesuatu.

Beberapa tas dan beberapa sepatu sudah cukup. Jadi untuk apa membeli lagi, bila yang lama masih sangat layak dipakai.

6.Bangun lebih awal, memberi nilai lebih pada performance kerja. Karena bila sebelumnya sering telat, dengan absen yang kebakaran. Bangun lebih pagi, berhasil membuat absen saya hitam.

Dan hal tersebut tentunya membawa pengaruh pada penilaian karyawan, yang biasanya diapresiasikan pada saat pengisian aprisal.

Aprisal yang baik, biasanya akan berdampak pada salary. Seperti bonus dan kenaikan gaji. Tentu saja hal ini menambah pundi-pundi.

7.Dan satu hal yang akan selalu saya lakukan, yaitu menyimpan kartu kredit dan atm dirumah. Sebagai wanita dengan kodrat hobby shopping, kedua kartu tersebut harus berada jauh dari jangkauan dompet.

8.Memberikan beberapa pilihan untuk beberapa hal yang akan dilakukan. Saya sangat menyukai travelling. Dan hal ini tentunya membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Demi memenuhi hal tersebut, saya membuat beberapa pilihan yang ditujukan pada diri sendiri. Dalam artian, bila travelling sudah masuk dalam agenda beberapa bulan kedepan, maka beberapa keperluan yang bersifat tersier harus saya pangkas.

Namun inti dari semua hal diatas adalah perlunya kedisiplinan yang tinggi. Dan kemauan untuk mau merubah gaya hidup.

Hemat bukan berarti pelit. Namun lebih pada arti, hidup teratur dengan kondisi keuangan yang mapan.

Semoga bermanfaat.

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun