Mohon tunggu...
Inem Ga Seksi
Inem Ga Seksi Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Jadilah air bagi ragaku yang api

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

(FF) Abnormal

29 November 2014   15:34 Diperbarui: 17 Juni 2015   16:32 63
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1393310707354866437

Bisa jadi ketika lelakiku masih berbentuk embrio di rahim emaknya, ada organ tubuhnya yang berkembang tidak sempurna. Yaitu organ pengelihatannya dan organ untuk berpikir, otak.

Dan ketidaknormalan kedua organ tersebut makin nampak setelah dirinya menemukanku tiga tahun yang lalu. Tepatnya setelah dia memilihku menjadi kekasihnya.

Bagaimana bisa seorang lelaki yang sangat normal mau melabuhkan rasa kasihnya kepada seorang gadis sepertiku.

Seseorang yang tidak berlimpah apapun selain limpahan lemak. Pada paha, bokong, tangan dan pinggul, bahkan ukuran linggkar perutku pun diameternya dua kali lebih besar dari diameternya.

“Aku tuh mencintaimu, karena kamu adalah gadis yang biasa saja.” Katanya sambil mengunyah permen karet, tanpa menoleh padaku.

Sakit. Jujur dalam hati sedikit meradang mendengar pengakuannya, yang di ucapkan sangat polos tanpa kesan basa basi seorang lelaki pada perempuannya.

“Jadi, maksud perkataanmu adalah jika aku seorang wanita yang indah fisik, belum tentu kau memilihku?” tanyaku penuh selidik. Jantungku berdetak tidak karuan, meloncat kesana kemari.

“Ya, bisa jadi begitu.” Jawabmu dingin.

Tiba-tiba dia memelukku, erat sekali. Sampai-sampai aku bisa menghitung ritme detak jatungnya.“Memilihmu tidak perlu alasan, bukan ?” kali ini nada suaramu mendayu lembut di cupingku.

“Ya benar, kamu memang tidak butuh sebuah alasan untuk menginginkanku.” jawabku lirih.

"JIka begitu, maka diamlah. Dan nikmati saja rasaku yang seluruhnya tercurah untukmu." Katanya sambil mengecup keningku.

Dan caramu yang abnormal dalam mencintaiku, makin membuatku tenggelam.

***

Dan untuk seorang Emak yang sudah bersusah payah melahirkan seorang laki-laki yang "Abnormal" untukku, kuucapkan terima kasih.



Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun