Mohon tunggu...
Inem Ga Seksi
Inem Ga Seksi Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Jadilah air bagi ragaku yang api

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Celoteh Rakyat Jelata

10 Agustus 2012   02:23 Diperbarui: 25 Juni 2015   02:00 345
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebagian orang berkata bahwa saya sekarang terlihat (mendadak) nasionalis. Karena apapun yang saya bicarakan selalu ada pesan bahwa kita sudah selayaknya bangga berbangsa Indonesia.

Jika bicara bangga, sudah dari dulu saya merasa bangga. Sejak saya mengenal pelajaran geografi. Mata pelajaran yang sudah membawa saya berkeliling Indonesia tanpa harus mengunjunginya. Dengan membaca dan melihat melalui gambar terlampir yang di sertai beberapa komentar, sangat membuat saya yakin, bahwa Indonesia adalah negara yang patut di banggakan. Kebanggaan saya makin bertambah ketika saya bekerja di bidang jasa yang melayani tour dan travel, karena pekerjaan ini pada ahkirnya membawa mata saya untuk bisa melihat secara langsung keindahan pesona alam negeri ini. Beberapa tempat yang sudah saya kunjungi seperti, Jawa Timur, Jawa Tengah, Jogja, Bali, Lombok, Sulawesi, Kaltim, terlebih daerah Jawa Barat.

Seminggu lagi, tanah dan air ini akan merayakan ulang tahunnya ke 67, tidak seperti tahun-tahun sebelumnya, tahun ini perayaanya terasa sangat sepi, bahkan seperti tidak terjadi apa-apa. Hiruk pikuk meriahnya sebuah perayaan kemerdekaan tersamarkan oleh persiapan menjelang Lebaran

Padahal, 67 tahun yang lalu, 17 Agustus 1945 adalah momen paling bersejarah, sangat bersejarah. Karena tanggal tersebut adalah satu peristiwa yang mengkukuhkan keberadaan Indonesia di peta dunia. Kemerdekaan sebuah bangsa yang terumus dalam tesk yang di tanda tangani Soekarno selaku presiden, Hatta sebagai wakilnya. Dan sosok Sukarni sebagai juru ketiknya.

Dan kita patut berbangga, di bandingkan dengan negara Israel, negara kita 4 tahun lebih dulu merdeka. Seperti kita tahu, Israel adalah satu negara yang memegang beberapa tampuk kepemimpinan dalam bidang ekonomi di berbagai negara.

Makna perayaan kemerdekaan Indonesia makin lama makin tergerus, seiring makin banyaknya masalah dan konflik yang terjadi di negara ini.

Mulai dari korupsi,SARA hingga konflik agraria yang tidak kunjung reda. Masalah yang timbul seperti sebuah jargon mati satu tumbuh seribu. Di mana semua pihak merasa mempunyai wewenang, hingga orang-orang yang tidak berkompeten ikutan sok sibuk.

Dan rakyat, rakyat semakin lama makin terhimpit oleh janji-janji beberapa wakil rakyat yang dulu katanya akan berjuang membela kepentingan rakyat.

Ketika SD saya sering mendengar bahwa Indonesia terkenal sebagai negara agraris karena sebagian besar rakyatnya bermata pencaharian sebagai petani dan pernah menjadi negara swasembada beras. Kesuburan tanah dan luas lahan yang dimiliki Indonesia semakin mendukung kedudukan Indonesia sebagai negara penghasil beras terbesar. Melihat kondisi seperti ini seharusnya tingkat kesejahteraan petani juga tinggi.

Namun kini, Sejak lima tahun terakhir Indonesia justru terkenal sebagai negara importir beras terbesar dunia. Tidak jarang saya jumpai pemberitaan mengenai konflik-konflik agraria, yang muncul silih berganti tanpa solusi penyelesaian yang tuntas, di Kebumen, Lampung, Deli Serdang dan terahkir di Ogan ilir. Bahkan tidak jarang sampai membawa korban jiwa.

Jika sekarang pp fb saya bergambar Soekarno, bukan karena saya mendadak menjadi sok nasionalis, tapi karena saya bangga. Tetap bangga dengan bangsa ini. Apapun kondisi wajahnya sekarang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun