Mohon tunggu...
Inem Ga Seksi
Inem Ga Seksi Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Jadilah air bagi ragaku yang api

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Aku Tak Mau Bernasib Sama Seperti Om Diego...

4 Desember 2012   19:17 Diperbarui: 24 Juni 2015   20:11 126
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bangsaku kini kok mirip dengan negara tetangga, maunya nerima untung tapi ga mau rugi. Om Diego itukan jauh-jauh dari Uruguay untuk bekerja, mencari uang demi sehelai roti berselai, bagi keluarga tercinta. Demi sang istri yang baru satu dan anak-anak yang baru 3, juga demi membeli obat sang mami yang sedang sakit.

Kebayang ga sich ? betapa terhinanya Om Diego, yang harus lengser keprabon, dari pemain sepakbola professional karena keterbatasan dana harus menjadi pemain sepak bola antar kampung alias tarkam.

Selama enam bulan tanpa gaji dan tunjangan, hidup yang harus menanggung makan, minum dan juga membayar biaya sewa homestay sebesar Rp.400 rb/hari. Pastinya sangat berat sekali.

Kondisi ini tentunya menjadi bahan pertimbangan sendiri bagi Om Diego untuk menahan sakit penyakitnya sekuat mungkin. Karena jangankan bayar biaya berobat, makan aja senen kemis, bahkan ketika kondisi tubuh sudah di batas maksimum kekuatannya, para sahabatlah yang setia secara sukarela menanggung dan membantu biayanya.

Aneh kan ? –kemana pejabat balkon club yang menaunginya, dan pejabat daerahnya?-

Padahal, secara logika, Om Diego sudah sangat berjasa dalam dunia persepakbolaan negara ini. Ibaratnya posisi Om Diego tidak berbeda dengan dengan posisi para TKW atau TKI diluar. Mereka sama-sama bekerja dinegara orang demi memenuhi kebutuhan hidup.

Hanya yang membedakannya, Om Diego bekerja sebagai pemain bal-balan, kalau para TKW atau TKI bekerja pada bidang selain bal-balan.

Orang bilang, kalau ada seseorang yang akan meninggal biasanya minta yang neko-neko..alias permintaannya sangat berbeda dari biasanya.

Begitupun yang terjadi pada Om Diego, mungkin karena sudah merasa bakal cabut dari dunia fana ini, khususnya Negara ini, Om Diego ngoceh minta pulang..HANYA SEKEDAR MINTA TIKET UNTUK PULANG, BERTEMU MAMA DAN MENINGGAL DIRUMAH, BUKAN DISINI..

Merinding rasanya mendengar hal ini. Konflik batin seorang kepala keluarga dan seorang anak menjadi satu. Apalagi posisinya dinegara ini hanya sebatang kara.

Pergi, meninggalkan dunia ini tanpa didampingi orang-orang yang dicintai merupakan suatu kesialan dalam hidup.

Teyus..eh salah..terus kenapa ga bisa dipenuhi keinginan itu, toh gajinya yang selama enam bulan juga belum dibayarkan, kalau hanya membeli tiket ke Uruguay kan gampang saja.

Sebagai salah seorang mantan warga Solo, kematian Om Diego tentunya sangat merugikan, selain berkurangnya pemain bola, populasi orang gantengpun menjadi ikut berkurang.

Mari kita bicara nasib para TKW atau TKI yang meninggal dinegara orang lain dengan tiba-tiba. Pastinya hal ini akan mengundang pro dan kontra, terutama dari pihak keluarga yang ditinggalkan, jangan-jangan tak lama lagi, pihak keluarga Om Diego bakal gugat PSSI atau club yang menaungi Om Diego semasa bermain di Negara ini.

Menurut saya, kejadian tragis yang menimpa Om Diego sangat mempermalukan diri sendiri. Dimana kita kerap kali gembar gembor soal pembayaran gaji para pekerja diluarnegeri tapi kenapa malah bangsa ini lupa bayar gajinya Om Diego.

-hayuuuu…lupa atau melupakan…ngaku…#bohong mandul loh-

Nah dengan kejadian ini, pasti ada beberapa pihak yang menertawakan bangsa ini.

Bahkan bukan tidak mungkin dengan kejadian yang menimpa Om Diego, akan membawa dampak pada keberadaan para pekerja devisa negara.

Bisa jadi bakal ada cibiran seperti ini.

“KATANYA HARUS ONTIME BAYAR GAJI, NAH INI LEBIH PARAH, JANGANKAN BAYAR GAJI, YANG ADA MALAH SAKIT DAN MATI”

Serem ah kalau sampai ada komentar seperti itu.

Kok jadi mikir ya…jika pembayaran gaji Om Diego saja bisa nunggak hingga enam bulan, terus gimana nasib para buruh ? gimana nasib saya yang hanya berprofesi sebagai karyawan rendahan..malah sangat rendah…ampe dlosor.

Ehmm…harapan saya, semoga bangsa ini bisa menyelesaikan perihal Om Diego, agar citra baik yang sudah dibangun, tidak menjadi hancur berkeping-keping.

Dan semoga, saya sebagai penduduk asli bangsa ini tidak bernasib tragis seperti Om Diego.

Amin.

Salam hangat sehangat baju bola

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun