Mohon tunggu...
Novhira PutriPaino
Novhira PutriPaino Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa PBSI'18 Unimed

Mahasiswa semester 6

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Belajar Daring: Pembelajaran Efektif Upaya Meningkatkan Keterampilan Literasi di Masa Pandemi?

29 Mei 2021   11:10 Diperbarui: 29 Mei 2021   19:50 1659
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Karya : Novhira Putri Paino

(Mahasiswi PBSI UNIMED)

Penulis adalah mahasiswa prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia di Universitas Negeri Medan. Tulisan ini dibuat dalam rangka penuntasan tugas mata kuliah Penulisan Kreatif yang diampu oleh Ibu Prof. Dr. Rosmawaty Harahap, M.Pd.

Penyebaran virus Covid-19 di Indonesia memberikan dampak besar terhadap pendidikan di berbagai lembaga instansi. Melalui Surat Edaran Mendikbud Nomor 4 Tahun 2020 tentang Pelaksanaan Pendidikan Dalam Masa Darurat Coronavirus Disease (Covid-19), Menteri Pendidikan menghendaki agar seluruh peserta didik bisa mendapatkan layanan pendidikan yang optimal, namun tetap mengutamakan protokol kesehatan guna memutus rantai penyebaran Covid-19 semaksimal mungkin. Kondisi ini membuat seluruh lembaga instansi yang ada di Indonesia harus menerapkan kebijakan pembelajaran secara daring atau belajar online. Proses pembelajaran yang semula bersifat konvensional (tatap muka di kelas) harus bertransformasi menjadi pembelajaran daring (virtual) yang dapat dilakukan tanpa batasan waktu dan tempat. Perubahan sistem pembelajaran secara daring (online) yang mendadak ini, membuat banyak pihak belum siap sepenuhnya. Genap setahun diterapkannya pembelajaran daring, masih banyak siswa yang mengeluh bosan dan jenuh karena metode pengajaran dirasa semakin monoton dan tidak efektif. Dan bagi lembaga instansi di daerah terpencil, masih banyak pendidik yang masih gagap dalam melakukan pengajaran menggunakan sistem online, karena terbiasa melakukan permbelajaran secara konvensional.

Sebenarnya belajar secara online bukanlah hal baru dalam dunia pendidikan, melainkan hal tersebut suatu sistem yang telah ada beriringan dengan perkembangan dunia teknologi. Pada saat ini, mungkin saja masyarakat dunia berbicara bahwa semua kehidupan kini telah beradaptasi dengan teknologi. Akan tetapi, fakta di lapangan berbicara lain. Dalam sistem pendidikan di Indonesia, pemahaman dalam menggunakan media belajar berbasis digital atau daring masih sangat minimalis. Terlebih lagi bagi masyarakat perdesaan.

Perkembangan teknologi yang kian canggih mengakomodasi sistem pembelajaran masa kini. Belajar online atau daring kini menjadi solusi alternatif yang kian meluas di tengah merebaknya virus corona. Pada masa pandemi ini menuntut semua lembaga, terkhususnya lembaga pendidikan untuk menggunakan sarana media berbasis digital dalam kegiatan belajar mengajarnya agar tetap berjalan seoptimal mungkin. Dalam pembelajaran daring harus mempertimbangkan bahan pengajaran, fasilitas dan penetrasi jaringan internet agar proses belajar mengajar berjalan lancar tanpa hambatan. Hal tersebut, dirancang sedemikian rupa secara virtual. Berbagai instansi berlomba-lomba dalam mengusut cara yang efektif dalam menyempurnakan sistem pengajarannya. Selain itu, para guru juga harus memiliki kemampuan pemahaman teknologi dua kali lipat dari siswanya dalam memberikan materi dan melihat kemampuan daya tangkap siswa melalui belajar daring.

Belajar online menuntut para siswa agar lebih kreatif dalam proses pembelajaran. Dengan belajar online, siswa diminta agar memiliki tanggung jawab dan kesadaran literasi dalam memahami bahan pengajaran serta tugas-tugas yang diberikan oleh guru berbasis digital. Pentingnya kesadaran literasi sangat mendukung keberhasilan peserta didik dalam menghadapi berbagai masalah. Melalui keterampilan literasi peserta didik tidak hanya memperoleh pengetahuan tetapi juga dapat mendokumentasikan sepenggal pengalaman yang dapat dirujuk di masa depan. Literasi merupakan salah satu kecakapan hidup yang menjadikan manusia berfungsi optimal dalam masyarakat. Kecakapan hidup bersumber dari kemampuan memecahkan masalah melalui kegiatan berpikir kritis.

Keterampilan literasi memiliki pengaruh penting terhadap kesuksesan generasi muda. Keterampilan literasi yang baik akan membantu generasi muda dalam memahami informasi baik secara lisan maupun tertulis. Dalam kehidupan, penguasaan literasi pada generasi muda sangat penting dalam menunjang kompetensi yang dimiliki. Kompetensi dapat saling mendukung jika generasi muda mampu menguasai literasi atau sebagai generasi muda melek huruf dan dapat memilah informasi yang dapat menunjang keberhasilan hidupnya. Peningkatan kualitas anak muda Indonesia, terutama para intelektual atau literasi muda, disesuaikan dengan perkembangan zaman, kesadaran dan keberanian yang tinggi dalam bersaing. Hal tersebut akan menimbulkan optimisme dalam menjawab tantangan global.

Cara sederhana agar siswa dapat menguasai literasi adalah dengan menanamkan kebiasaan membaca. Membaca akan menguntungkan bagi seseorang, karena dapat menambah wawasan dan ilmu. Menurut Sumardi (2011, hlm. 84), fondasi untuk membangun penguasaan semua pengetahuan adalah kesenangan dan kebiasaan membaca. Membaca merupakan aktivitas positif yang akan membuat seseorang lebih pintar dari seseorang yang tidak memiliki kebiasaan membaca.

Pada dasarnya sebagian besar pelajar di Indonesia belum sepenuhnya menyadari akan pentingnya budaya literasi, dan hal inilah yang menyebabkan kurangnya minat baca tulis siswa menjadi sangat minim. Ironisnya, perkembangan teknologi dan informasi justru membawa bangsa ini kembali dalam hal minat baca. Tetapi, fakta di lapangan terlihat para siswa sekarang menghabiskan lebih banyak waktu untuk menonton TV atau menghabiskan waktu mereka di depan layar ponsel daripada memilih untuk belajar atau bermain di luar bersama teman-temannya. Maka itu, kita harus menggerakkan dan membangkitkan budaya literasi terutama di sekolah. Dari kegiatan ini, jika terus berlanjut maka  keterampilan literasi siswa akan lebih baik dan meningkat.

Oleh karena itu, siswa akan dibiasakan membaca dan menulis, minimal 15 menit membaca buku apa saja yang disukai siswa sebelum waktu pembelajaran virtual dimulai, kemudian siswa diminta merangkum apa saja yang mereka baca tanpa melihat teks yang telah mereka baca sebelumnya. Kegiatan literasi juga memberikan manfaat bagi siswa antara lain menambah wawasan, pemahaman yang lebih baik tentang bacaan dan materi yang dipelajari, serta siswa mulai menyukai kegiatan menulis. Kegiatan literasi secara tidak langsung memotivasi siswa untuk menyukai kegiatan membaca dan menulis dilihat dari peningkatan hasil belajar siswa. Dari kegiatan ini mungkin saja siswa menjadi tertarik untuk mengikuti berbagai lomba baca tulis yang diadakan oleh sekolah dan pihak luar dengan penuh rasa tanggung jawab.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun