Mohon tunggu...
Noven Suprayogi
Noven Suprayogi Mohon Tunggu... Dosen - Dosen Departemen Ekonomi Syariah - FEB Universitas Airlangga

Dosen Departemen Ekonomi Syariah - FEB Universitas Airlangga dengan minat riset dan keahlian di bidang Akuntansi dan Audit Syariah, Keuangan dan Perbankan Syariah, Islamic Social Finance, Politik Ekonomi Islam, Cybergogy, Pendidikan Ekonomi Islam, dan Ekonomi Keluarga. Saat ini juga sebagai Peneliti di Center for Islamic Social Finance Intelegent (CISFI) FEB Universitas Airlangga dan Ketua Laboratorium Pengembangan Ekonomi Islam (LPEI) FEB Universitas Airlangga

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Ghost Business dan Ekonomi Desa

24 Januari 2021   06:00 Diperbarui: 27 Januari 2021   19:50 1015
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi Ghost Business. (sumber: shutterstock via kompas.com)

Jika kondisi ini berlangsung lama maka desa akan menanggung beban pengangguran lebih besar dibandingkan daerah perkotaan.

Ghost business model dapat menjadi salah satu alternatif model pemberdayan ekonomi desa  untuk mengantisipasi meningkatnya beban pengangguran yang ditanggung oleh desa akibat banyak karyawan yang terdampak pandemi Covid-19 pulang kampung ke desa masing masing. 

Para karyawan yang terdampak tersebut adalah kelompok masyarakat yang memiliki ketrampilan produksi barang dan jasa yang baik, mereka hanya perlu seorang manajer yang mampu mensinergikan potensi yang dimiliki dalam menjalankan ghost business model tersebut. 

Badan Usaha Milik Desa (Bumdes) yang telah dikembangkan selama ini dalam pemberdayaan ekonomi desa dapat menjadi peran strategis untuk menjalankan ghost business model dalam rangka memberdayakan karyawan yang pulang kampung karena terdampak pandemi Covid-19.

Jika ghost business model ini disinergikan dengan Bumdes maka kegiatan ekonomi pada era new normal nanti akan bergeser dari daerah perkotaan ke daerah pedesaan. 

Ghost business model ini mendorong tumbuhnya pusat pusat ekonomi baru di desa secara efesien karena tidak membutuhkan investasi besar tetapi dapat menciptakan lapangan pekerjaan yang mampu menyerap tenaga kerja yang banyak (padat karya). 

Desa pun pada akhirnya akan menjadi tulang punggung ekonomi Indonesia yang selama ini diperankan oleh kota kota besar. 

Ekonomi pada masa new normal nanti akan digerakan dari desa dan masyarakatpun akan senang pulang kampung ke desa sehingga urbanisasi dapat terkendali.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun