Mohon tunggu...
novance silitonga
novance silitonga Mohon Tunggu... Penulis - senang baca, nulis, jalan-jalan apalagi nonton, masak dan mengurus taman.

senang baca, nulis, jalan-jalan apalagi nonton, masak dan mengurus taman.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Peristiwa "Kenaikan" Tuhan

26 Mei 2022   22:56 Diperbarui: 26 Mei 2022   23:01 127
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Tugas-Mu belum  selesai.
Membawa pesan kedamaian dan keselamatan.
Semua mahkluk menjadikan Engkau sebagai perisai.
Sehingga kami punya kesempatan.

Kesempatan untuk menikmati indahnya hidup.
Kesempatan membagi rasa dan harapan.
Kesempatan memancarkan cahaya yang telah redup.
Kesempatan untuk tercampak dari kegelapan.

Empatpuluh hari lalu padaMu ada siksa dan aniaya.
Semua menolak dan sendirian seakan terlupakan.
Bahkan mereka yang dianggap sebagai orang Percaya.
Semua pergi menyangkal dan meninggalkan.

Ketakutan dan kecemasan adalah alasan kami.
Nalar kami menolak Engkau hanya diam.
Peristiwa siksa itu sulit dipahami.
Sehingga semua terasa sulit dan runyam.

Pada akhirnya kami sadar sebuah kebenaran.
Engkau naik ke surga untuk sebuah janji keselamatan.
Kesetiaan,  Kesabaran dan cinta kasih serta pengorbanan adalah inti dan sumber ajaran.
Sungguh, Engkau adalah Tuhan yang menjadi sebuah panutan.

Bagian kami saat ini adalah sebuah perintah.
Ya... menyampaikan Amanat Agung.
Jadikan semua bangsa muridMu yang setia.
Sambil menunggu kedatanganMu kembali dengan cara yang agung

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun