Mohon tunggu...
Nova Enggar Fajarianto
Nova Enggar Fajarianto Mohon Tunggu... Freelancer - anak muda yang akan terus belajar

Penggiat Literasi

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Harapan Pagi

23 April 2020   08:12 Diperbarui: 23 April 2020   08:15 36
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Matahari muncul di antara genting tetangga

Menyapa pria berkaos biru yang sedang duduk

Cahayanya menerobos dinding pipi dan telinga

Sambil tersenyum pria itu sedikit hangat

Sebuah kata yang tak bisa diungkapkan

Menjadi arti tanpa bermakna

Menuliskan semua yang ingin di tulis

Manja, kepik itu mendarat di kaos pria itu tiba-tiba

Jujur aku sayang padamu, pada wanita yang muncul di balik pintu

Berharap semuanya seperti itu

Tak akan berlalu

Lagipula untuk apa

Dia menarik kepala masuk di antara 2 pintu

Kemudian mendorong seluruh badannya keluar

Menarik jemuran yang kosong

Sinarnya menghangatkan badan untuk kesehatan

Terlihat sehela benang biru yang ikut menyapa pagi

Selamat pagi dunia yang tak bisa berkata-kata

Tapi cukup melihatmu sembuh, aku berkaca-kaca

Jakarta, 23 April 2020

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun