Mohon tunggu...
Nova Alvionita
Nova Alvionita Mohon Tunggu... Mahasiswa - Nova Alvionita

instagram @_vionitanova21 Email alvionita.novavnt@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mempraktikkan Nilai Pancasila dalam Kehidupan Sehari-hari

25 Oktober 2021   13:33 Diperbarui: 25 Oktober 2021   14:02 1061
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pancasila sebagai dasar Negara mempunyai sifat imperatif dan memaksa, artinya setiap warga Negara Indonesia harus tunduk dan taat kepadanya. Siapa saja yang melangggar Pancasila sebagai dasar Negara, harus ditindak menurut hukum yakni hukum yang berlaku di Indonesia. Dengan kata lain pengamalan Pancasila sebagai dasar Negara disertai sanksisanksi hukum. Sedangkan pengamalan Pancasila sebagai weltanschuung, yaitu pelaksanaan Pancasila dalam hidup sehari-hari tidak disertai sanksi-sanksi hukum tetapi mempunyai sifat mengikat, artinya setiap manusia Indonesia terikat dengan cita-cita yang terkandung di dalamnya untuk mewujudkan dalam hidup dan kehidupanya, sepanjang tidak melanggar peraturan perundang-undangan yang barlaku di Indonesia.Jadi, jelaslah bagi kita bahwa mengamalkan dan mengamankan Pancasila sebagai dasar Negara Republik Indonesia mempunyai sifat imperatif memaksa. Sedangkan pengamalan atau pelaksanaan Pancasila sebagai pandangan hidup dalam hidup sehari-hari tidak disertai sanksi-sanksi hukum tetapi mempunyai sifat mengikat. Pancasila sebagai filsafat bangsa dan Negara dihubungkan fungsinya sebagai dasar Negara, yang merupakan landasan idiil bangsa Indonesia dan Negara Republik Indonesia dapatlah disebut pula sebagai ideologi nasional atau ideologi Negara. Artinya pancasila merupakan satu ideologi yang dianut oleh Negara atau pemerintah dan rakyat Indonesia secara keseluruhan, bukan milik atau monopoli seseorang ataupun sesuatu golongan tertentu. Sebagai filsafat atau dasar kerohanian Negara, yang meruapakn cita-cita bangsa, Pancasila harus dilaksanakan atau diamalkan, yang mewujudkan kenyataan dalam penyelenggaraan hidup kenegaraan kebangsaan dan kemasyarakatan kita.Bila terjadi kesenjangan dalam kehidupan kenegaraan dan kemasyarakatan, kita harus kembali kepada filsafat Negara Republik Indonesia untuk mencari jalan keluarnya atau untuk meluruskan kembali.1 Istilah demokrasi itu sendiri, tidak termaktub dalam Pembukaan Undang-undang dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945, yang memuat Pancasila. Namun, esensi demokrasi terdapat dalam Sila keempat Pancasila, Kedaulatan Rakyat yang dipimpin oleh hikmah kebijaksnaan berdasar Permusyawaratan/ Perwakilan. Sejauh apa demokrasi kita merupakan perwujudan Sila keempat itu ? Pancasila yang mempunyai hierarki dalam setiap sila-sila dalam pancasila yang mempunyai wujud kepedulian terhadap bangsa Indonesia. Sila pertama yaitu “Ketuhanan Yang Maha Esa”, yang mempunyai arti bahwa negara dan bangsa Indonesia mengakui adanya Tuhan dan Mempercayai agama dan melaksanakan ajaran-ajaran agama yang dianut oleh bangsa Indonesia. Sila yang kedua sampai sila kelima merupakan sebuah akisoma dari sisi humanisme bangsa Indonesia itu sendiri. Dengan masyarakat Indonesia yang dikatakan heterogen, yang mempunyai kebudayaan, bahasa, suku yang berbeda-beda, maka pancasila inilah yang menjadi sebuah kekuatan untuk mempersatukan masyarakat yang heterogen ini (bhineka tunggal ika). Pancasila tidak memandang stereotype suatu suku, suatu adat, atau budaya. Integrasi masyarakat yang heterogen menjadi masyarakat yang homogen dapat terwujud bila adanya rasanya persatuan dan kesatuan. Dinamika masyarakat yang heterogen.

METODE
B.CONTOH SIKAP PENGAMALAM PANCASILA
 
Tau kah kamu orang yang bermoral atau tidak bermoral?Perhatikan saja anak-anak yang ada disekitar kita.Jika dia membuang sampah pada tempatnya,dia saling meminjamkan mainan dengan temannya,dia menghargai temannya,dia mau mendengar pembicaraan temannya,maka anak tersebut moralis.Bagaimana sebaliknya?
 
Yang dapat mengukur seseorang itu bermoral atau tidak bermoral hanyalah individu itu sendiri.Bila individu melakukan sesuatu,hatinya merasa tenang,tidak was-was,tidak khawatir,berarti dia sudah melakukan yang terbaik pada saat itu.
Dan siapakah yang dapat  membentuk anak menjadi moralis?
Jawabannya adalah ayah dan bundanya.
Ayah dan bundanya adalah sebagai madrasah/pendidikan pertama dan utama.Tidak perlu diragukan lagi mengenai status itu.Para pemimpin Negara Pemerintahan menghargai dan mengakui melalui Pembukaan konvensi Hak Anak 1989.Beitu pun dengan sang Pencipta.
 
Bermoral dan tidak Bermoral itu adalah pilihan.Konsekuensinya juga otomatis dapat dirahasiakan.Apa yang diperbuat oleh tangan dan diucapkan oleh mulut.Membuat ketenangan,kenyamanan,tidak meresahkan,tidak mengganggu nilai–nilai masyarakat.Sesungguhnya pembenaran adalah hati.
Bagi orang – orang yang melanggar aturan perundang-undangan dan kebijakan pemeritahan maka Polisilah yang berwenang atas pelanggaran tersebut dan melanjutkan nya sampai ada keputusan hakim;bagi yang melanggar nilai – nilai masyarakat,para tetua kampunglah yang berwenang.Yang melanggar aturan Yang Maha Esa,biarlah dia terima pengadilan terakhir nanti.Tidak ada wewenang seseorang terhadap individu lainnya,begitu juga dengan orang tua terhadap anaknya.
Tugas sebagai orang tua hanyalah memberikan arahan dan peringatan.Bukan sebagai hakim.Biarlah anak itu sendiri yang menemukan kebenaran yang hakiki itu melalui hati nuraninya.Hati nurani anak adalah hakim untuk saat ini.

Contoh sikap pengamalan Pancasila Sila Pertama “Ketuhanan Yang Maha Esa”
1.Beriman kepada Tuhan Yang Maha Esa
2.Bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa
3.Tidak memaksakan agama kepada orang lain.
4.Memberikan kesempatan kepada orang lain untuk beribadah dan merayakan hari besar keagamaan.
5.Saling menghargai dan menghormati dan bekerja sama antar pemeluk agama.
 
Contoh sikan pengamalan Pancasila Sila kedua “Kemanusiaan yang adil dan beradab”
1.Tidak membeda-bedakan orang lain dari segi mana pun.
2.Saling membatu dan menolong sesama manusia.
3.Mengembangkan sikap teanggang rasa.
4.Saling mencintai sesama manusia.
5.Tidak semena – mena terhadap orang lain.
6.Menjenguk orang yang sedang sakit.
 
Contoh sikap pengamalan Pancasila Sila Ketiga “Persatuan Indonesia”
1.Cinta terhadap Tanah air dan Bangsa.
2.Bangga menjadi bagian dari bangsa indonesia.
3.Saling menghargai dan menghormati adanya perbedaan ras,etnis,dan agama.
4.Mempelajari kesenian daerah di indonesia.
5.Gotong royong dan kerja bakti.
6.Tidak membeda – bedakan warna kulit dan suku.
 
Contoh sikap pengamalan Pancasila Sila Keempat “Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan”
1.Musyawarah mufakat.
2.Mengutamakan kepentingan bersama dari kepetingan pribadi.
3.Menghargai pendapat orang lain.
4.Menghargai perbedaan pendapat.
5.Mau menerima hasil keputusan dalam kepentingan bersama untuk mencapai tujuan bersama.

Contoh sikap pengalaman Pancasila Sila Kelima “Keadilan bagi seluruh rakyat Indonesia”
1.Berbuat baik dan saling membantu dan gotong royong.
2.Menjaga keseimbangan antara hak-hak dan kewajiban.
3.Menghormati hak-hak orang lain.
4.Memberikan pertolongan kepada orang lain.
5.Tidak melakukan hal yang merugikan kepetingan umum.
6.Menghukum kepada para pelanggar hukum meskipun kepada seseorang pejabat.
 
Penduduk Negeri ini sangatlah beruntung dan diberkati dengan memiliki pendiri Bangsa yang bersepakat dan mewariskan Pancasila sebagai sumber dari segala sumber hukum..Meskipun ada generasi yang akan datang untuk melampauinya dan jadikan itu sebagai catatan kehidupan.Menjadi rujukan untuk berbuat lebih kedepannya yang diharapkan oleh pendiri Bangsa.
 
 
Pertanyaan terkait Pancasila.
 
Sangat pentingkah pengamalan Pancasila diaktualisikan dalam kehidupan sehari – hari?
YA,sangatlah penting karena Pancasila tidak akan memiliki makna tanpa pengamalan.Bukan hanya sekedar simbol persatuan dan kebanggaan bangsa.Tetapi,pancasila adalah acuan kehidupan bermasyarakat,berbangsa,dan bernegara.
 
Apakah atheis melanggar Sila Pertama?
Ateisme tidak diakui di Indonesia karena sering kali dianggap tidak sesuai dengan sila pertma pancasila,yakni Ketuhanan Yang Maha Esa.Menurut undang-undang,agama yang diakui oleh pemerintahan Indonesia hanua enam,dan oleh sebab itu dikatakan tidak ada tempat bagi ateisme.

Apa tantangan terhadap Nilai Pancasila Dalam Kehidupan Kita Sehari-hari?
Memudarnya pancasila sebagai jati diri bangsa khususnya bagi generasi muda,maka dai itu kit sebagai warga Negara menginatkan untuk berpegang teguh pada identitas nasional kita ,yaitu pancasila.
 
 
 
Kesimpulan
Pancasila merupakan sumber nilai yang menuntun sikap,perilaku atau perbuatan manusia Indonesia dalam kehidupan bermasyarakat,berbangsa,dan bernegara agar tercipta suasan yang tenang,sejahtera,damai,dan aman.
 
 
SEKIAN DAN TERIMA KASIH
Instagram:@_vionitanova21
Email:alvionita.novavnt21@gmail.com

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun