Mohon tunggu...
Nour Payapo
Nour Payapo Mohon Tunggu... Wiraswasta - Harmony

Hanya fikiran Universal dapat menjawab masalah - masalah yang mengancam ketentraman dan kedamaian dunia. Universal itu tidak akan bertolak belakang dengan bagian Universal lainnya, apapaun tingkat masalahnya

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Tidak Ada Kemajuan Tanpa Produksi

13 September 2019   10:18 Diperbarui: 13 September 2019   12:02 73
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Singapore foto : thepinder.com,sg

Mari kita teliti daerah-daerah maju dalam waktu relatif cepat. Daerah-daerah yang maju di dunia, adalah daerah-daerah yang berproduksi, kemudian produk-produk yang dihasilkan melimpah dan memaksa alat-alat distribusi masal bergerak membawa produk menuju pasar, selanjutnya tercipta dinamika ekonomi, perdagangan, bisnis serta investasi dalam jumlah besar.

Surabaya, Jakarta, Bandung, Medan, Balikpapan, Malang, Denpasar, Jogjakarta, Palembang, Makasar, Tangerang, Manado, Batam, Semarang, Pekanbaru. Daerah daerah tersebut merupakan kota dalam kawasan strategis. Dipastikan pelabuhan dan bandara di kota-kota tersebut sangat ramai. 

Transportasi masal, distribusi barang jasa dalam jumlah besar. Kereta api, kapal-kapal ukuran gross tonnage terbesar, selain transportasi udara. Disamping besarnya jumlah penduduk, lahan sangat luas, sumberdaya alam melimpah.

Tetapi kota -- kota tersebut di atas tergolong lambat pertumbuhannya dibanding Singapura. Negara kota bekas koloni Inggris, baru merdeka 1965 ini adalah negara termaju di Asia Tenggara bahkan di dunia. 

Padahal Singapura tidak cukup air, tidak ada bahan mentah, tidak ada sumberdaya alam, pasir dan tanah diekspor, sabaliknya penduduk singapura memiliki pendapatan perkapita terbesar di dunia. Satu dari enam kepala keluarga adalah milyuner.     

Mengapa Singapura sangat maju? Arsiteknya ialah Lee Kwan Yew. Lee menyadari, faktor sangat mendasar untuk maju adalah kecerdasan warganya. Dan itu telah siap sejak Singapura dijajah Inggris. Berbeda dengan negara jajahan Belanda, Inggris sangat memperhatikan pendidikan warga sejak awal penjajahan. 

Sebab, fokus Inggris adalah menguasai semua titik strategis di dunia, untuk pengusaan itu membutuhkan sumberdaya manusia. Produknya, peran warga memajukan sektor jasa, terutama kemudahan sistem investasi dan bisnis sangat berharga di Singapura. 

Modal dasar tersebut kemudian dikelola pemimpin Lee Kwan Yew dengan pengembangan konsep perdagangan super bebas, setelah seluruh infrastruktur dasar mulai dari listrik, penataan kawasan hingga penyiapan sinergitas tiga etnis besar (Cina, Tamil/India, Melayu) terintegrasi dengan sarana prasarana penunjang lainnya dalam tahun-tahun awal sebagai perdana menteri. Semua itu untuk penyiapan produksi.        

Inti dari kemajuan Singapura adalah produksi jasa. Pelabuhan Singapura adalah pelabuhan tersibuk di dunia. Dengan posisi strategis, kemudahan investasi, pajak sangat rendah, mengharuskan semua investor wajib membangun pabrik dan kantor perwakilannya di Singapura. Perdagangan dunia digerakkan dari  pulau dengan luas hanya 722,5 kilometer persegi dan jumlah penduduk 5,638,700 (2018).

Semua orang berkecukupan datang belajar, berobat, berinvestasi, belanja, wisata, menabung di Singapura. Semua bahan mentah Asia Tenggara diproduksi untuk menjadi barang jadi di Singapura. Mulai dari minyak, makanan hingga pakaian kualitas terbaik, bahkan cengkih dan pala kita semua tertampung di gudang-gudang Singapura. 

Nilai bahan baku Cengkih dan Pala berkali lipat saat menjadi berbagai produk jadi.  Barang dan bahan apa saja dari berbagai negara dapat ditemukan, Singapura pasar terbesar di abad 21.

Badan Koordinasi Penanaman Modal ( BKPM) mencatat realisasi Penanaman Modal Asing (PMA) kuartal I 2019 sebesar Rp 107,9 triliun. Lima sektor usaha menjadi favorit, yakni Transportasi, Gudang, dan Telekomunikasi (Rp 37,3 triliun, 19.1 persen); Listrik, Gas, dan Air (Rp 33,2 triliun, 17.0 persen); Konstruksi (Rp 19,5 triliun, 10.0 persen); Perumahan, Kawasan Industri dan Perkantoran (Rp 18,8 triliun, 9,7 persen), serta Pertambangan (Rp 15,1 triliun, 7.7 persen). Dari total 107,9 triliun. Dari total jumlah penanaman modal asing tersebut, Singapura menanam 24 persen di Indonesia, (kompas.com).

Jadi, Singapura bukan saja memaksa distribusi masal semua produk di dunia datang dari dan ke negara itu, terkondisi dalam skenario perdagangannya, tetapi sekaligus Singapura memaksa dunia untuk menjadikan negaranya sebagai pasar parmanen. Uniknya, tanpa bahan baku, tanpa harus menjadi negara adidaya. Hanya dengan mekanisme pasar, Singapura menguasai dunia.  (Disarikan dari berbagai sumber)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun