Mohon tunggu...
Nur fatehah
Nur fatehah Mohon Tunggu... Administrasi - Menyukai isu sosial budaya keagamaan dan gender

Berguru dan bersyukur di setiap langkah

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Maafkan Kami, Ibu

26 Juli 2022   15:34 Diperbarui: 26 Juli 2022   15:37 164
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: pexels/Gleive Marcio rds

Hari- hari ibu yang biasa mengajak kami ngobrol, memasak, melayani cucu-cucu nya , tidak akan ada lagi.

Saat ibu telah terbaring dan tidak bisa duduk , berjalan, dan aktfitas lainnya, kami anak- anaknya dalam hati telah berjanji untuk merawat ibu. Semenjak ibu jatuh , dirawat di  rumah sakit, semuanya telah berubah . semenjak ibu sakit, telah pula merubah semua aktifitas anak anaknya.

Kami bertiga bertempat tinggal berjauhan. Kakak sulung berdomisili di Jakarta, kakak tengah di kota Kudus, sedangkan aku jauh di Sumatera.Sementara itu , bujangku menemani ibu dalam kesehariannya.

Sejak kami berada di rumah sakit, kami telah merencanakan ,kami secara bergiliran merawat ibu. Dan ternyata  merawat bergiliran itu tidak terjadi. Kami tidak tega meninggalkan ibu. Kami ingin bisa berbakti, walau sedikit, setidaknya menemani .Kami merawat ibu dengan tugas masing masing,  seperti memasak dan menyiapkan makanan , menjaga kebersihan ibu, memberikan obat, mengingatkan solat dan meperdengarkan kalimat toyibah,juga berjaga  di malam hari.

Kakak sulung, meski posisi merawat ibu, namun tetap dapat bekerja melalui zoom. Sementara aku  agar bisa menemani ibu kuambil cuti dengan maksimal.Siapa lagi yang akan merawat ibu, kalau bukan anak anaknya.

Setelah melakukan pemeriksaan kontrol, kata dokter , ibu harus berlatih menggerakkan anggota badan dan terapi.Beberapa waktu ibu benar menjalani terapi, namun merasakan kesakitan.Dengan pertimbangan malah menambah beban ibu, disamping juga usia yang telah lanjut, terapi itupun tidak berlangsung optimal.

Dalam perawatan kakak mengupayakan dengan sebaik baiknya, terutama kebersihan badan, pakaian, dan tempat tidur ibu.Kami upayakan ruangan ibu harus bersih dan wangi. Bukan alasan kesehatan saja, tetapi, bila tetangga dan kerabat lain yang datang membesuk ibu,agar tetap merasa nyaman .

Dibalik ibu sakit ada hikmah yang kami dapatkan,kami yang selama ini jarang bertemu dengan saudara, kini lebih dekat, dan silaturahmi lebih erat. Kami  adalah anak anak ibu, setelah ayah meninggal, ibu adalah menjadi tempat kami pulang.Ini waktu dan kesempatan  untuk merawat dan sedikit bakti anak anak.

Ibu kami kenal  sebagai pribadi yang teguh, tangguh , penyayang, dan memberikan curahan kasih sayang kepada anak cucu, ataupun mereka yang membutuhkan.

Sebagai  anak anak ibu, kami sadar semua kebaikan dan sikap teladan ibu, harus kami ikuti. Ibu telah memberikan contoh ahlak terpuji bagi kami.Ibu sisihkan lembaran lembaran uang, sesuai yang akan ibu berikan,lembaran dua ribuan  , lembaran lima ribuan , sepuluh ribuan, dua- puluh ribuan,dan lima- puluh ribuan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun