Mohon tunggu...
Noto Susanto
Noto Susanto Mohon Tunggu... Dosen - Menata Kehidupan

Saya Sebagai Dosen, Entrepreneurship, Trainer, Colsultant Security dan Penulis.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Bingkai SDM Indonesia untuk Masa Akan Datang

7 Juni 2021   17:30 Diperbarui: 7 Juni 2021   17:35 460
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: www.minews.id

Indonesia kaya sumber daya manusia (SDM). Dilihat dari kontribusi kepada bangsa untuk menjadi tenaga kerja Indonesia (TKI) baik tenaga kerja laki-laki maupun tenaga kerja wanita (TKW). Kontribusi ini sangat berdampak pada sektor ekonomi SDM Indonesia dan menyumbang pendapatan Negara. Sehingga TKI maupun TKW Indonesia diberikan selogan pahlawan devisa, sebagai salah satu sumbangsih membangun bangsa Indonesia.

Mengapa saya memulai dari TKI dan TKW. Karena menjadi poin paling tinggi yang perlu dibahas terutama dari kegiatan sumber daya manusia (SDM) khususnya yang bekerja diluar negeri. Baik negara tetangga sampai dengan ke negara Eropa, Afrika, Amerika, dan Negara lainnya. Ini bagian penting untuk dikelolah dengan baik terutama dalam berkomunikasi bahasa asing.

Tenaga kerja laki-laki Indonesia dan tenaga kerja wanita Indonesia menjadi bahan pembukaan untuk melanjutkan bagaimana mengetahui SDM yang ada di Indonesia. Pada dasarnya setiap masyarakat Indonesia adalah sumber daya manusia, yang membedakannya adalah tempat, waktu, kegiatan yang akan dilakukan oleh seluruh masyarakat Indonesia baik yang di kota sampai ke pelosok Nusantara.

Selanjutnya akan dijelaskan tentang kategori SDM yang lebih spesifik terutama yang bekerja didalam organisasi atau perusahaan tertentu. Siapa saja yang dimaksud menjadi SDM seperti, karyawan, tenaga kerja, buruh, pekerja, pegawai, dan lain sebagainya. Intinya setiap orang yang berada didalam organisasi atau perusahaan tersebut.

Sumber daya manusia menjadi kunci utama dalam menjalankan seluruh kegiatan organisasi atau aktivitas perusahaan sesuai dengan prosedur kerjanya masing-masing. Dalam hal ini didukung oleh manajemen sebagai penggerak yang mengatur dan mengelolah seluruh kegiatan SDM tersebut, baik secara teknis pekerjaan maupun non teknis menjadi potensi besar yang harus dikembangkan.

Kegagalan sumber daya manusia (SDM) lebih kepada keterampilan, perilaku, pengetahuan, dan buaya organisasi. Dari ke empat unsur tersebut yang paling dominan adalah sikap dan perilaku menjadi pantauan dan pembinaan khusus. Karena unsur yang lain bisa diberikan melalui training atau pelatihan kepada karyawan, sedangkan sikap dan perilaku sebagai cermin SDM dalam menjalankan kegiatan perusahaan.

Seperti yang perlu diperbaiki terhadap sikap dan perilaku, cuek, acuh tak acuh, jarang berkomunikasi, absensi dan kehadiran karyawan terutama sering terlambat dan sering tidak masuk kerja baik sakit, izin, dan lain sebagainya. Sisi lainnya juga terhadap penampilan tidak rapi, bau badan, seragam kerja tidak rapi dan pelanggaran prosedur kerja lainnya bisa saja melakukan tindak kriminal dan sejenisnya.

Fenomena diatas perlu diberikan pengawasan dan evaluasi tentunya melalui manajemen sumber daya manusia (MSDM). Manajemen dengan SDM tentunya saling berhubungan satu sama lain terutama dalam menjalankan strategi perusahaan yang tertuang dalam visi misi. Manajemen sebagai penggerak sedangkan SDM atau karyawan di perusahaan yang digerakkan untuk mencapai tujuan tertentu di perusahaan tersebut.

Analisa terkait kegiatan manajemen sumber daya manusia (MSDM), untuk mengatur dan mengelolah seluruh sumber daya yang tersedia. Apa yang diatur seleksi dan penerima karyawan baru, pelatihan dan pengembangan karyawan, orientasi dan penempatan kerja, promosi jabatan, mutasi, demosi, sampai dengan pesangon, dan kegiatan MSDM lainnya. 

Hubungan antara manajemen ibaratkan ibu dan anak seharusnya menjadi perhatian setiap perusahaan atau organisasi tertentu. Bersikap bijak dan profesional dalam menerapkan regulasi pemerintah terutama undang-undang ketenagakerjaan, sehingga karyawan atau tenaga kerja lainnya bekerja dengan tenang dan tentunya tetap komitmen apa yang menjadi perusahaan.

Sebaliknya manajemen perusahaan yang tidak mentaati kebijakan dan regulasi, pemerintah harus mengevaluasinya demi meningkatkan kesejahteraan SDM Indonesia. Bagaimana jangka panjang nasib anak bangsa yang mana didalamnya sebagai karyawan, pekerjaan, buruh, dan tenaga kerja. Tentunya perlu melakukan langkah-langkah yang membangun sumber daya manusia untuk masa depan yang lebih baik.

Indikator SDM berkualitas adalah berada di tempat perusahaan yang baik, tunjangan kesehatan terjamin, mendapatkan bonus atau intensif, menjadi karyawan tetap, memiliki pekerjaan sampingan atau usaha sendiri diluar pekerjaan tetap, kesempatan jenjang karir, melanjutkan pendidikan dan pelatihan untuk meningkatkan keterampilan dan kemampuan, dan lain sebagainya.

Gambaran ini untuk menjawab dari fenomena yang dianalisa melalui pemikiran dan pengalaman menjadi seorang SDM. Antara manajemen dan SDM tentu saling memberikan dukungan baik prosedur kerja maupun pengawasan pelaksanaan kerja karyawan, sehingga lebih mudah dalam melakukan evaluasi dan penilaian terhadap semua kegiatan MSDM. 

Mulai dari sekarang baik dari sisi manajemen atau dari SDM harus mengedepankan digital teknologi. Menghadapi teknologi 4.0 bahkan sudah beranjak teknologi 5.0 menjadi tantangan untuk mengatur strategi dan inovasi dalam mengatur dan mengelolah SDM. Hubungan teknologi dan SDM menjadi peran manajemen khususnya yang sudah menjadi karyawan, jika sebaliknya tetap berjuang mencari kerja sesuai dengan kompetensi.

Tentunya hal ini mengajak pemerintah dalam membuat konsep bahwa seluruh SDM Indonesia melek teknologi baik jangka pendek maupun jangka panjang. Bisa saja kedepan SDM lebih sedikit yang bekerja, karena sudah digantikan dengan teknologi. Sangat prihatin terutama lowongan kerja yang tidak memadai, apakah seluruh masyarakat Indonesia siap menghadapinya. Maka dari itu semoga regulasi pemerintah dan manajemen perusahaan bisa melakukan pendekatan untuk tetap mengedepankan anak bangsa yang lebih cerdas dan berkontribusi.

Oleh : Noto Susanto, SE, MM, CSTMI, CPHCM, CNHRP, CHLP, CPS, CPI.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun