Mohon tunggu...
Noto Susanto
Noto Susanto Mohon Tunggu... Dosen - Menata Kehidupan

Saya Sebagai Dosen, Entrepreneurship, Trainer, Colsultant Security dan Penulis.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Security Akan Hilang, Ganti Teknologi?

1 Maret 2021   10:13 Diperbarui: 1 Maret 2021   10:29 376
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


Oleh : Noto Susanto, SE, MM, CSTMI, CPHCM, CNHRP, CHLP, CPS.

Pada tahun 2020 pemintaan security tidak signifikan meningkat, dikarenakan krisis ekonomi melemah yang di sebabkan dampak dari wabah virus corona. Rasa aman dan nyaman menjadi hak yang di dapatkan oleh setiap manusia terutama dalam lingkungan kerja.

Persaingan bisnis security menjadi ajang untuk membuat harga lebih terjangkau atau relatif murah untuk menarik segmen pasar, hal tersebut menjadi tantangan pelaku atau pengelolah jasa security untuk membuat konsep atau disegn agar bisnis security yang di kelolah bisa di terima dalam masyarakat umum.

Fenomena saat ini masih banyak belum ada kesadaran dari pengguna jasa security, melakukan "Saving" atau pengurangan personil security di karenakan budget atau biaya sudah tidak tersedia. Akibat dari pendemi virus corona maka dari itu personil security menjadi kehilangan pekerjaan, baik di rumahkan sementara, di pindahkan tempat kerja yang baru, sampai dengan di pensiunkan atau pemutusan hubungan tenaga kerja, dan lain sebagainya.

Fungsi security tetap menjadi proritas walaupun kondisi sepi, ramai, atau virus corona, karena rasa aman tidak memandang situasi. Artinya gedung tetap di jaga oleh security walaupun di lengkapi dengan teknologi yang canggih jika di integrasikan dengan personil security maka sistem pengamanan tersebut menjadi lebih sempurna. Jangan sebaliknya teknologi canggih namun tidak di dukung oleh personil security, maka akan sia-sia karena tidak ada yang merespon saat terjadi keadaan emergency.

Analisa perbandingan security internasional tentunya berbeda budaya dengan security Indonesia, internasional security hanya stand by dalam ruangan control room dengan melakukan pengawasan CCTV, kemudian respon saat terjadi emergency dengan code atau bunyi alarm sistem dan lain sebagainya. Sedangkan security indonesia berbeda jauh, CCTV hanya pelengkap saja dan tidak di integrasikan dengan baik antara teknologi dengan personil security.

Kuncinya adalah bagaimana membangun kesadaran pengelolah dan pengguna jasa security dan tentunya harus di dukung oleh pemerintah untuk memberikan badan hukum yang jelas terkait standar pelayanan dan pengupahan, bukan hanya karena bisnis namun lihat aspek gangguan kemananan yang mengancam orang lain. Kembali di jelaskan jika hanya dari sisi bisnis harga atau tarif security berbeda-beda, sehingga yang lebih murah akan berkesempatan memenangkan tender security tersebut, alasanya karena budget atau biasa tidak mendukung.

Dari uraian diatas dapat jelaskan kembali bahwa security tidak akan bilang namun harus integrasi dengan teknologi, untuk mencapai itu semua ada beberapa indikator yang bisa tercipta untuk membangun persepsi diatas, diantaranya sebagai berikut :

1.Pemerintah (Pihak Yang Bertanggung Jawab Dalam Kegiatan Security):

Sebagai pemerintahan atau mewakili yang mempunyai wewenang dalam membuat undang-undang atau regulasi tentang security Indonesia, semoga melihat aspek lain terutama mendukung semua program kegiatan security di lapangan terutama pada saat situasi menjalankan tugas dan tanggung jawabnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun