Mohon tunggu...
Nor Amalia
Nor Amalia Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswi

Studi Agama Agama

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Spiritualitas di Era Modern

24 Mei 2019   18:32 Diperbarui: 24 Mei 2019   18:46 1367
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

erakan New Age dianggap akan dapat menjadi sebuah jalan atau petunjuk dalam mencari apa dan siapa itu Tuhan dan dapat melahirkan sikap toleransi dalam diri manusia dengan agama-agama yang ada didunia. Gerakan New Age juga dianggap tergolong sebuah kelompok yang juga mementingkan masalah-masalah di masa lampau dan mengoreksinya, gerakan ini juga memikirkan masalah-masalah yang banyak terjadi dimasa modern ini. Misalkan seperti masalah modern yang tidak dapat dipecahkan berdasarkan sebuah tradisi saja, maka mereka memerlukan atau membutuhkan cara lain untuk memecahkan ataupun menyelesainkan masalah yang sedang mereka hadapi dalam kehidupan ini.

Banyak dari masyarakat Barat modern yang berasumsi dengan secara aprori bahwa pandangan dapat dan seharusnya berubah. Dimaksudkan disini bahwa bagaimanapun kondisi dan keadaannya meski ada dari beberapa masyarakat barat yang sudah merasa puas akan kehidupannya ada dikelilingi dengan kemewahan dan merasa kehidupannya sudah nyaman, pasti pemikiran itu akan berubah saat dia merasakan dalam dirinya ada sebuah kekurangan akan kepeduliannya pada sang pencipta. 

Dia akan mencari tahu akan beberapa hal tentang sang pencipta, dengan begitu akan muncul nilai spiritualitas dalam dirinya dengan sendirinya. Merasa pentingnya memiliki sebuah pengetahuan akan spiritualitas membuat dia akan mendalami dan mengembangkan nilai spiritualitas itu sendiri.

Spirtualitas empati, dimana untuk  berlangsungnya sebuah kebangkitan spiritualitas juga diperlukan yang namanya sebuah empati. Empati yaitu dimana adanya sebuah rasa kepedulian terhadap orang lain ada disekitar, merasa pernah mengalami hal yang serupa dan mengerti akan jalan pikirann orang. Maka munculah rasa empati tersebut terhadap orang-orang yang ada disekitar. 

Dimana orang yang sudah paham akan maksud spiritualitas sangat diharapkan agar akan dapat membagi tentang pengetahuannya akan spiritualitas kepada orang-orang yang tidak paham bahkan tidak tahu sama sekali tentang apa itu spiritualitas. Dengan adanya orang-orang yang memiliki sikap empati yang besar juga dapat sangat berpengaruh besar untuk perkembangan sebuah spiritualitas pada zaman modernitas. Jadi spritualitas empati ini sangat penting untuk perkembangan spiritualitas di era modern, sikap empati sangat berperan besar untuk perkembangan spiritualitas bukan hanya didunia barat, melaikan diseluruh dunia.
 
BAB IV
Penutup

A. Kesimpulan
Spiritualitas di Era modern dimana yang dimaksudkan adalah masyarakat Barat dianggap tidak memperdulikan tentang spiritualitas dalam diri mereka, dikarenakan kehidupan mereka yang sudah sangat berkecupan dengan kemewahan yang membuat mereka merasa bahwa hidup mereka sudah sesuai dengan apa yang mereka harapkan. 

Nilai spiritualitas pun sudah tidak mereka perdulikan lagi dalam kehidupan mereka, mereka lebih mementingkan dan mengandalkan sebuah rasio.
Namun pada kenyataannya, semakin berkembangkannya zaman semakin diperlukannya spiritualitas dalam diri. Masyarakat barat pun seperti belomba-lomba dalam mencarin tahu tentang spiritualitas secara mendalam. Keinginan mereka dalam menguasai pemahaman tentang spiritualitas begitu besar.

B. Saran
Penulisan dan pemaparan saya didalam makalah ini masih sangat kurang dalam mengumpulkan materi tentang urgensi dan perkembangan apa saja yang diperlukan dalam spiritualitas di Era modern. Masih sangat kurang penjelasan saya pada pembahasan didalam tulisan ini, saya sangat berharap penulis selanjutnya dapat menambah dan melanjutkan kekurangan yang terdapat dalam tulisan saya ini.
 
Daftar Pustaka
Aliawi, Ali A, Krisis Peradapan Islam, Bandung: PT Mizan Pustaka, 2015.
Mangunwijaya,Y.B, Spiritualitas Baru: Agama dan Aspirasi Rakyat,Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2004
Ritaudin, M.Sidi, "Refleksi", Vol. XI, No. 1, 2009.

Muthohar, Sofa,  "Jurnal at-Taqaddum", Vol. 6, No. 2, November 2014.

Naim, Ngainun, "Jurnal Studi Agama dan Pemikiran Islam", Vol. 7, No. 2, Desember 2013
Fios, Frederikus, "Humaniora",  Vol. 4, No. 2, Oktober 2013.
Armstrong, Karen, Menerobos Kegelapan Sebuah Autobiografi Spiritual, Bandung: Mizan, 2013.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun