Mohon tunggu...
Noralia Purwa Yunita
Noralia Purwa Yunita Mohon Tunggu... Guru - Guru, blogger, penulis pemula

Guru prakarya SMP NEGERI 8 Semarang Guru Kimia bimbingan belajar Ershanggono Penulis pemula Blogger pemula Pengajar TPA bimbingan belajar ENS STAN Pelatih ekstrakurikuler KIR

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Menjadi Orangtua Kedua di Sekolah

9 Juni 2020   12:14 Diperbarui: 9 Juni 2020   12:37 440
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Siapakah orang tua kedua? Versi saya, orang tua kedua yaitu guru di sekolah. Lebih tepatnya wali kelas. Wali kelas berperan ganda sebagai orang tua kedua siswa ketika di sekolah. 

Mengapa demikian? Ketika siswa di sekolah, hampir sebagian besar waktunya dihabiskan untuk berinteraksi dengan warga sekolah. Terutama para guru. Tidak hanya ketika proses KBM. 

Di luar KBM pun terjadi. Apalagi wali kelas, pasti sering didatangi oleh siswa. Meski hanya sekedar menjadi tempat penitipan gawai siswa yang tidak diperbolehkan dipakai ketika pelajaran, ataupun menyampaikan pesan orang tua kepada anak yang tugas atau bekal makannya tertinggal. Tidak hanya itu, ketika anak di sekolah sedang sakit, pasti yang dicari pertama kali adalah wali kelas. 

Entah itu meminta tolong untuk dihubungkan dengan orang tua untuk minta dijemput pulang atau hanya sekedar bermanja-manja karena sakitnya. Meskipun terlihat remeh, melalui wali kelaslah, siswa dapat berhubungan dengan orang tua saat di sekolah.

Jika ada informasi dari sekolah, pihak sekolahpun akan menyampaikan info tersebut ke wali kelas terlebih dahulu. Baru kemudian dari wali kelas akan diteruskan ke siswa dan orang tua. Kalau ada pertanyaan dari orang tua, wali kelas yang pertama kali kali menjawab pertanyaan tersebut. 

Memang, tugas wali kelas adalah sebagai jembatan antara sekolah dan siswa yang ada di sekolah dengan orang tua. Tanpa hadirnya wali kelas, orang tua tidak akan tahu info apapun mengenai sekolah. Ada guru lain memang, namun yang paling mengenal kondisi siswanya sendiri adalah wali kelas.

Apalagi di masa pandemi seperti ini. Yang mengharuskan para siswa belajar dari rumah. Praktis tugas wali kelas bertambah berat. Tidak hanya sebagai penyampai informasi ke siswa dan orang tua siswa di rumah, wali kelas juga diwajibkan mengecek kesiapan siswa untuk melakukan pembelajaran dari rumah, mulai dari apakah fasilitas penunjang BDR memadai, ada jaringan internet yang stabil, kendala yang ditemui, dan lain sebagainya. 

Wali kelaspun menjadi orang yang pertama kali ditemui guru mapel jika ada siswa yang terlambat pengumpulan tugas atau terkendala ketika mengikuti pembelajaran suatu mapel. Guru mapel tidak akan mengejar-ngejar orang tua atau siswa untuk menagih tugas siswa, melainkan itu ditujukan ke wali kelas. 

Dan wali kelas wajib juga memastikan dan memantau serta menghubungi orang tua siswa agar ikut bekerja sama mandampingi siswa melakukan belajar dari rumah termasuk menyelesaikan tugas-tugas rumahnya.

Mendekati penilaian akhir semester, wali kelas akan semakin gencar untuk menagih tugas-tugas siswanya yang kurang. Ini dilakukan agar tidak ada siswanya yang kosong nilainya karena tidak mengumpulkan tugas. Baik di masa pandemi seperti sekarang ataupun tidak, tugas wali kelas sama saja ketika di akhir penilaian sekolah. 

Adanya PAT online di masa pandemi juga menambah PR tersendiri bagi wali kelas. Wali kelas harus menanyakan kesiapan fasilitas siswa sebagai sarana pendukung PAT online, begitupun juga wali kelas memastikan orang tua siswa untuk selalu memastikan anaknya mengerjakan tes PAT tepat pada waktunya.

Ketika pelaksanaan PAT online, wali kelas memegang peranan penting. Sebagai penghubung kepada admin sekolah jika siswa terkendala pengerjaan tes, mengecek kehadiran apakah semua siswanya telah mengikuti tes dengan tepat waktu atau belum dan sebagai penyamoai pesan dari admin sekolah kepada orang tua ketika ada siswa yang belum hadir mengikuti tes.

Sebenarnya masih banyak tugas wali kelas yang bisa dijabarkan. Namun dibalik itu semua, ada kebahagiaan tersendiri menjadi wali kelas. Sebagai wali kelas, kita mempunyai tim yang asyik untuk diajak foto bersama, makan-makan bersama, Selfie bersama, jalan-jalan bersama, koreksi hasil tes penilaian akhir bersama, akan  ada lebih banyak kebersamaan dengan siswa kita jika kita ada di posisi wali kelas. 

Disaat siswa-siswa nya lulus dari sekolah dan melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi, wali kelaslah yang akan didatangi pertama kali untuk melepas rasa bahagia anak. Di saat perpisahan, wali kelas yang pertama disebut untuk sekedar mengucapkan terima kasih dan maaf. Pada saat lebaran, biasanya tujuan pertama untuk silaturahmi ke guru adalah ke wali kelas masing-masing. Di saat kenaikan kelas pun sama. Wali kelas pasti kebanjiran ucapan terima kasih dan maaf baik dari siswa dan orang tua siswa.

Apalagi jika wali kelasnya sedang ulang tahun atau merayakan momen spesial tertentu, akan ada tim yang datang untuk merayakan kebahagiaan bersama wali kelasnya. Teringat dulu ketika saya ada di posisi wali kelas. Pada waktu saya sedang mengadakan acara pernikahan dan setelah melahirkan anak pertama, siswa kelas saya berbondong-bondong datang untuk memberikan ucapan selamat. Tak hanya itu, bingkisan tanda bahagia dan cinta juga tak lupa diberikan. Senang rasanya mendapatkan perhatian yang luar biasa dari anak didik saya. 

Begitupun juga pada saat ulang tahun, ada saja yang memberi kejutan ulang tahun. Serasa menjadi ABG kembali mendapatkan perayaan hari jadi yang seperti itu. Sekarang pun juga sama, setelah melahirkan anak kedua, buka siswa kelas yang datang, melainkan orang tua siswa yang berkunjung untuk menengok buah hati kami. Bahagia tak terkira rasanya. Karena apresiasi yang begitu besar dari siswa dan orang tua siswa kepada saya sebagai wali kelas.

Terkadang, jika wali kelas sudah begitu dekat dengan siswanya, wali kelas bisa dijadikan tempat curhat anak didiknya dari A sampai Z. Mulai dari kisah asmaranya, keluarga, pertemanan, dan lainnya. Meskipun menjadi wali kelas bukan tugas yang ringan, tetapi akan banyak kenangan yang dimiliki bersama siswanya. 

Penghargaan yang luar biasa juga akan diberikan bagi wali kelas yang mampu melayani dan bertanggung jawab penuh pada kondisi siswanya. Wali kelas yang melayani dan mengayomi akan menjadi kenangan indah tersendiri bagi siswa dan orang tua siswa. Tidak hanya di masa sekarang, namun di waktu yang akan datang dan seterusnya. Wali kelas akan tetap berada menjadi orang tua kedua bagi siswa siswinya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun