Mohon tunggu...
Ara
Ara Mohon Tunggu... Buruh - Pengembara

Belajar menulis :)

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Menunggu

9 Agustus 2018   19:39 Diperbarui: 9 Agustus 2018   20:04 202
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Menunggu yang bukan sekedar menunggu.

Menunggu yang bukan sekedar penantian.

Menunggu yang bukan sekedar pengharapan.

Tapi, menunggu yang seperti ini melelahkan.

Tak berkeringan, tapi air bercucuran.

Tak kepanasan, tapi api kalbu membara.

Tak bersuara tapi kehabisan kata-kata.

Tuhan...

Apakah arti semua ini dalam dermaku.

Terasa bisu, tuli dan buta ragaku.

Hanya tersimpan keluh dan peluh rupaku.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun