Mohon tunggu...
Nor Qomariyah
Nor Qomariyah Mohon Tunggu... Freelancer - Pembelajar stakeholder engagement, safeguard dan pegiat CSR

Senang melakukan kegiatan positif

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama

Hutan Kita Sultan, Cara Kita Generasi Kekinian dalam Menjaga Hutan Indonesia

6 Agustus 2022   15:30 Diperbarui: 9 Agustus 2022   09:45 790
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi hutan konservasi.(sumber: pixabay via kompas.com) 

Pengalaman adalah guru berharga. Kata-kata yang seringkali kita dengar dan hampir dari waktu ke waktu tak pernah terlupa. 

Tahun 2016, saat mengawali karir sebagai 'pegiat lingkungan' seorang generasi 'millennial', yang menurut katadata.com (2020) generasi ini berjumlah 69.38 juta atau 25,87% dari total penduduk Indonesia. 

Generasi yang konon, memiliki talenta dan semangat juang tinggi dan juga sudah berbasis teknologi, dengan kehidupan sosial-urban. Bangga tentu jelas, menjadi bagian dari pola 'ekosistem' atau biotik yang ada di planet ini.

Cerita menarik saat di awal-awal sebagai pegiat lingkungan, adalah langsung bersentuhan dengan 'hutan' yang ada di Provinsi Jambi, pulau Sumatera. 

Hutan dan aromanya, menjadi pengalaman yang mampu merubah sudut pandang akan kekayaan alam Indonesia. Bau tanah yang khas dengan kelembaban yang menjadi ciri khas hutan tropis, dedaunan basah dan kering, berbagai jeis bunga dengan keharuman tertentu, dan buah-buahan berbagai jenis yang tidak pernah habis meski selalu dipetik setiap tahunnya. 

Belum lagi berbagai fauna yang juga hidup didalamnya, mulai dari yang melata, perimata, hingga berkaki empat yang justru, jika di Jambi menjadi pelindung bagi masyarakat lokal, seperti Orang Rimba dan juga masyarakat Adat Serampas. 

Datuk Gedang misalnya, merupakan salah satu sebutan untuk si Pintar (Gajah) yang terkenal mampu mengangkat beban lebih dari berat badannya. 

Ada juga Harimau yang disebut dengan 'Nenek' karena menjadi pelindung utama akan desa yang diharapkan damai, aman dan Sentosa dengan adanya hutan.

Pengalaman yang paling menarik adalah dari suku Talang Mamak, dimana mereka mengajarkan kepada kita, akan cara menjaga hutan secara lestari, mulai dari cara mengambil buah, sayuran hingga ikan di sungai yang tidak asal-asalan. Ada Teknik tertentu, saat mereka memilih buah yang layak untuk dikonsumsi. 

Demikian juga Orang Rimba, ada 'arsitektur' unik yang mereka create sebagai nilai kearifan lokal dan budaya, seperti 'Benauron' sebagai kebun buah sebagai sumber pangan penting bagi Orang Rimba.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun