Dalam filsafat ilmu, ilmu tidak terlepas dari adanya landasan Ontologi, Epistimologi  dan Aksiologi. Pada kesempatan kali ini penulis hanya akan memaparkan mengenai ontologi.Â
Definisi Ontologi
Apa itu ontologi dalam filsafat ilmu? Ontologi diambil dari dua kata yaitu Ontos ialah sesuatu yang berwujud atau ada dan logos berarti ilmu. Adapun menurut Jujun S. Suriasumantri dalam bukunya berjudul Â
Filsafat Ilmu sebuah Pengantar Populer menyebutkan bahwa ontologi membahas tentang apa yang ingin kita ketahui, seberapa jauh kita ingin tahu atau dengan kata lain suatu pengkajian mengenai teori tentang "ada". Secara sederhana ontologi berarti ilmu tentang wujud hakikat yang ada atau cara untuk memahami hakikat ilmu.Â
Ontologi pertama kali diperkenalkan oleh Rudolf Goclenius pada tahun 1636 M dalam menamai teori tentang hakikat yang ada yang bersifat metafisika. Dalam perkembangannya Cristian Wolff (1679-1775 M) membagi metafisika menjadi dua, yaitu metafisika umum dan metafisika khusus. Metafisika umum dimaksudkan sebagai istilah lain dari ontologi.Â
Metafisika umum disebut juga dengan ontologi yang membahas tentang wujud atau ada, sedangkan metafisika khusus terdiri dari kosmologi, teologi metafisik dan filsafat antropologi.Â
Dengan demikian, dalam hal ini ontologi juga diartikan sebagai metafisika umum yaitu cabang filsafat yang membicarakan prinsip paling dasar atau paling dalam dari segala sesuatu yang ada.Â
Maka dapat disimpulkan bahwa ontologi adalah ilmu yang membahas tentang hakikat yang "ada" serta mengkaji hakikat kebenaran dari yang "ada" itu dengan tidak mengabaikan bukti yang empiris dan persepsi filsafat tentang apa dan bagaimana yang "ada" itu.
Sahabat sekalian, kita tahu bahwa hakikat itu tidak dapat dijangkau oleh pancaindera karena tidak berbentuk, berupa, berwaktu dan bertempat. Namun, dengan mempelajarai hakikat kita dapat memperoleh pengetahuan dan menjawab pertanyaan apa hakikat ilmu itu. Sebab ilmu itu ialah cara mendapatkan kebenaran yang bersifat umum, konseptual, empiris dan rasional.Â
Adapun objek penelaahan ilmu mencakup seluruh aspek kehidupan yang dapat diuji oleh pancaindera manusia. Secara sederhana dapat dikatakan bahwa hal-hal yang sudah berada diluar jangkauan manusia tidak dibahas oleh ilmu, karena tidak dapat dibuktikan secara metodelogis dan empiris, sedangkan ilmu itu mempunyai ciri tersendiri yakni berorientasi pada dunia emperis atau berasal dari pengalaman manusia yang dapat di jangkau oleh pancaindera.