Mohon tunggu...
Noorhani Laksmi
Noorhani Laksmi Mohon Tunggu... Administrasi - writer, shadow teacher, Team Azkiya Publishing dan Sanggar Rumah Hijau, Admin Komunitas Easy Writing

http://noorhanilaksmi.wordpress.com FB : Nenny Makmun

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Aku, Kamu Saat Hujan Senja

24 Maret 2020   13:03 Diperbarui: 24 Maret 2020   13:03 145
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
pic : from freepik.com

 Aku dan kamu saling menggenggam jemari kita setelah pengakuan dan kejujuran kita ungkapkan dalam rasa malu yang tertahan.

Aku dan kamu pada suatu senja yang tiba-tiba meredup oleh mendung dan rintik hujan yang seakan mengamini kejujuran hati yang melegakan dua hati yang selama ini saling ingin mendekat.

"Dara maaf ya aku lancang mengajak kamu ke pinggir danau kompleks Riverside, karena ini satu-satunya tempat yang memang ingin aku tunjukan padamu. Lihat senja indah sekali ya walau hmmm kenapa tiba-tiba berubah agak mendung," ucap Jaka pada Dara yang masih memakai baju rok abu-abu panjang dan hem putih yang panjang juga sementara jilbabya sedikit tidak rapi karena tadi Jaka agak kencang memacu motornya.

Aku tersenyum kaku, sejujurnya selama ini aku belum pernah berduaan saja dengan seorang cowok karena umi dan abi selalu mengawasi gerak-gerikku

Umi dan abi seperti sangat ketakutan kalau-kalau aku akan melanggar aturan beliau akan aturan kalau tak ada pacaran dalam kamus hidup aku sampai saatnya ada pria yang nantinya pas di waktu yang terbaik juga.

Aku tahu waktu yang terbaik adalah setelah tergapai sebuah gelar kesarjanaan, kata-kata beliau berngiang dan selalu ditanamkan dalam otakku.

Kini aku memang melanggar aturan itu ini pertama kali aku dan Jaka mengungkapkan sebuah rasa yang aku pendam. Aku jatuh cinta pada Jaka, dia cowok yang mempesona pintar, ketua OSIS dan selalu dibicarakan teman-teman cewek.

Aku sangat girang ternyata dia menjatuhkan pilihan hatinya padaku, semua nasehat umi dan abi sesaat lenyap dalam ingatanku.

Aku dan Jaka berlarian ke sebuah gubuk tak jauh dari danau untuk berteduh karena setelah menikmati senja yang terasa sangat indah pertama  kali tiba-tiba hujan mengguyur. Walau tidak begitu deras tapi menghadirkan rasa dingin yang semakin menambah rasa aneh menjalari hatiku. Rasa berdebar, bahagia, dan juga takut.

Nyatanya hujan saat senja adalah saksi aku merasakan cinta pertama yang tidak seharusnya aku teruskan karena akan membuat umi dan abi akan marah bila tahu, aku Dara anak gadis yang sangat disayangi dan dibanggakan tengah berbohong dibalik peraturan-peraturan yang aku janji tak akan aku langgar.

Sembunyi-sembunyi bila ada kesempatan senja dan Jaka mengajakku untuk pergi ke tepi danau untuk kita bisa saling bercerita, hanya bercerita seakan terbayarkan rasa kangen yang hanya bisa kami pendam dalam hati rasa ini selama di sekolah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun