Mohon tunggu...
Noorhani Laksmi
Noorhani Laksmi Mohon Tunggu... Administrasi - writer, shadow teacher, Team Azkiya Publishing dan Sanggar Rumah Hijau, Admin Komunitas Easy Writing

http://noorhanilaksmi.wordpress.com FB : Nenny Makmun

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Andai Aku Bisa Cinta Kamu (Bagian 1)

18 Februari 2020   21:09 Diperbarui: 18 Februari 2020   21:23 114
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: freepik.com

                Yah memang kamu sangat perhatian saat di awal aku harus berjuang agar bisa naik tingkat setelah enam bulan aku mulai memasuki kegiatan olah raga keras tapi juga seni.

                Aku memasuki kegiatan pencak silat karena memang aku ingin bisa membela diri sekaligus ini adalah pilihan terbaik salah satu budaya bangsa.

                Man kamu akhirnya membarengi sepedaku.

                Tapak kamu grogi dengan menyapaku, "Nin, bareng ya..."

                Hmmm aku hanya diam, dalam bathin," Apaan sih sengaja banget nyegat-nyegat bareng, norak tahu!"

                Dan benar seperti sudah dikomando sahabat-sahabatmu di tempat latihan langsung ber-koor ..."Suit-suit jadian..."

                Ada lagi, "Wahhhh akhirnya mau juga ya jalan bareng."

                Yang ada aku semakin kesal dan benci dengan dirimu, karena aku tidak suka! Tapi kenapa kamu sepertinya melibatkan banyak orang untuk tahu bahwa kamu sangat menyukaiku dan terang-terangan menyukai sehingga tidak ada satu pun yang bisa mendekatiku.

                Padahal kalau mau jujur ada beberapa pria yang sangat memikat di tempatku berlatih ilmu bela diri.

                Hahaha bukan maruk ya tapi sungguh aku menyukai dua pria yang aku anggap cool. Dan tidak norak seperti kamu yang menunjukan kalau aku harus kamu miliki, dan itu hanya membuatku muak.

                Sebut namanya Pram, mata elangnya yang tajam beberapa kali kita berpandangan tahukah kamu? aku sangat bergetar. Mata elang itu begitu tajam menusuk hatiku,tapi aku hanya bisa menyimpannya debar ini dalam hati. Saat itu aku tidak tahu apakah kamu sudah mempunyai pacar atau belum.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun