Mohon tunggu...
Noor Fadilah
Noor Fadilah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Airlangga

seorang mahasiswa yang memiliki ketertarikan dalam dunia kepenulisan

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Pencemaran Air: Menurunnya Kualitas Air di Indonesia

12 Mei 2023   13:15 Diperbarui: 22 Mei 2023   13:22 1905
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar : Dokumentasi pribadi penulis ketika Proyek Pembelajaran Dasar Bersama (PDB) Universitas Airlangga

Mahasiswa S1 Universitas Airlangga - Kondisi air di Indonesia saat ini menjadi perhatian utama bagi banyak pihak. Menurunnya kualitas air di Indonesia merupakan masalah yang semakin mengkhawatirkan, mengingat pentingnya air sebagai sumber daya bagi kehidupan sehari-hari. Apalagi sebagian besar wilayah Indonesia yang merupakan wilayah perairan membuat Indonesia memiliki sumber daya air yang melimpah. Akan tetapi, kurangnya kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga lingkungan membuat kualitas lingkungan kian hari semakin menurun.

Pencemaran air merupakan  suatu kondisi dimana air tercemar oleh komponen-komponen yang dapat menyebabkan kualitas air turun sehingga menjadi air tidak fungsional. Pencemaran ini bisa disebabkan oleh berbagai hal antara lain limbah industri, pertanian, dan domestik. Limbah industri yang tidak terkelola dengan baik, pertanian yang mengandalkan pestisida dan pupuk kimia dengan jumlah yang berlebihan, dan limbah domestik seperti limbah rumah tangga dari air bekas mencuci piring atau mencuci baju yang dibuang langsung ke sungai atau saluran air.

Sumber gambar: Dokumentasi penulis ketika melakukan Proyek Pembelajaran Dasar Bersama (PDB) Universitas Airlangga
Sumber gambar: Dokumentasi penulis ketika melakukan Proyek Pembelajaran Dasar Bersama (PDB) Universitas Airlangga
Menurut data statistik Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan tahun 2020 mengenai status mutu kualitas sungai di beberapa provinsi Indonesia menunjukkan bahwa masih sebagian besar sungai  Indonesia dalam kategori cemar sedang hingga cemar berat. Salah satunya adalah beberapa sungai di Jawa Barat seperti Sungai Ciliwung, Sungai Citarum, Sungai Cisadane dan Sungai Citanduy. Bahkan sungai yang masuk daftar sungai terpanjang di Indonesia, pada 2019 dan 2020 dinyatakan dalam kategori tercemar berat. 

Mengacu pada Buku Statistik Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Tahun 2020, Indeks Kualitas Air (KIA) dari tahun 2016-2020 menunjukkan adanya ketidakstabilan dalam 4 tahun tersebut. Pada tahun 2016 presentase IKA Nasional sebesar 50,20%, tahun 2017 sebesar 53,20%, tahun 2018 sebesar 51,01%, tahun 2019 sebesar 52,62%, dan terakhir tahun 2020 sebesar 53,53%. Angka tersebut menunjukkan bahwa nilai kualitas air di Indonesia masih belum mencapai target yang telah ditentukan oleh Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) yang menargetkan nilai IKA Nasional sebesar 55,1%.

Jika hal ini dibiarkan saja, maka dapat membahayakan kesehatan manusia yang mengonsumsinya karena air yang tercemar dapat mengandung zat-zat berbahaya, seperti logam berat, bahan kimia, dan bakteri yang dapat menyebabkan berbagai penyakit, termasuk infeksi saluran pencernaan, keracunan, dan kanker. Selain itu, air yang tercemar juga dapat mengganggu ekosistem perairan dan berdampak pada kehidupan hewan yang hidup di dalamnya. Dampak jangka panjang dari pencemaran air juga dapat menyebabkan kerusakan permanen pada ekosistem perairan dan berdampak pada manusia yang bergantung pada sumber daya air tersebut, seperti pertanian dan perikanan.

Salah satu cara untuk mengatasi masalah pencemaran air di Indonesia adalah dengan memperbaiki sistem pengelolaan limbah. Saat ini, sistem pengelolaan limbah di Indonesia masih terbilang kurang efektif, banyak pabrik dan rumah tangga yang tidak mempunyai fasilitas pengolahan limbah dan membuang langsung ke sungai. Pemerintah harus meningkatkan pengawasan terhadap industri dan rumah tangga dalam membuang limbah mereka, dan memperbaiki sistem pengelolaan limbah agar lebih efektif.

Selain itu, pemerintah juga harus melakukan kampanye tentang pentingnya menjaga kebersihan lingkungan dan memperkenalkan teknologi yang lebih ramah lingkungan. Teknologi pengolahan limbah yang lebih efektif dan ramah lingkungan dapat membantu mengurangi jumlah limbah yang dibuang langsung ke sungai. Di sisi lain, masyarakat juga harus ikut berpartisipasi dalam menjaga lingkungan dan mengurangi pencemaran air. Hal ini dapat dilakukan dengan cara membuang sampah pada tempatnya, mengurangi penggunaan bahan kimia berbahaya, dan memilih kendaraan yang ramah lingkungan.

Penting untuk dicatat bahwa upaya mengatasi masalah pencemaran air tidak hanya tanggung jawab pemerintah, namun juga masyarakat harus ikut berperan aktif. Dengan membuang sampah pada tempatnya, mengurangi penggunaan bahan kimia berbahaya, dan memilih kendaraan yang ramah lingkungan, masyarakat dapat membantu menjaga lingkungan dan mengurangi pencemaran air. Setiap orang memiliki peran penting dalam menjaga kebersihan lingkungan dan meminimalkan dampak buruk dari pencemaran air bagi kesehatan dan lingkungan tempat tinggal kita.

Sumber : https://www.menlhk.go.id/site/single_post/4697/statistik-2020

Penulis : Noor Fadilah (Mahasiswa Universitas Airlangga)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun