Bahasa Arab dan Bahasa Inggris merupakan dua bahasa asing dan Internasional yang terpenting di dalam komunikasi/perhubungan antar bangsa, baik dalam bidang pengetahuan, agama, maupun korespondensi perdagangan. Lebih lagi karena bahasa tersebut adalah bahasa resmi yang digunakan di arena PBB sebagai bahasa diplomasi antardiplomat  dan untuk berpidato forum tertinggi dunia. [1]
Bahasa Arab itu pada dasarnya meliputi dua hal yang sangat urgent. Pertama, maharah al-Lughah yang meliputi empat hal yaitu al-istima', al-kalam, al-qiraah dan al-kitabah. Kedua, 'anashir al-Lughah yang meliputi tiga hal yaitu al-aswat, al-Mufrodat dan at-Tarkib.[2]
Maharoh kalam merupakan keterampilan berbicara yang harus dimiliki oleh siswa dalam rangka mengembangkan kemampuan berbahasa asing, dalam hal ini khususnya bahasa Arab.[3]Maharoh kalam menjadi ketrampilan yang paling penting untuk dipelajari terlebih dahulu dari ketrampilan lainnya. Badri dalam Acep Hermawan menegaskan bahwa mengajarkan berbicara lebih penting daripada mengajar menulis karena berbicaralah yang benar-benar mencerminkan bahasa.[4]
Secara umum ketrampilan berbicara bertujuan agar para pelajar mampu berkomunikasi lisan secara baik dan wajar dengan bahasa yang mereka pelajari. Secara baik dan wajar mengandung arti menyampaikan pesan kepada orang lain secara sosial dapat diterima. Namun tentu saja untuk mencapai tahap kepandaian berkomunikasi diperlukan aktivitas-aktivitas latihan yang memadai dan mendukung.[5]
Untuk memenuhi aktivitas-aktivitas latihan yang memadai dan mendukung perlu menggunakan suatu metode yaitu Metode Drill. Metode Drill  (latihan siap) yaitu suatu cara menyajikan bahan pelajaran dengan cara melatih siswa agar menguasai pelajaran dan terampil dalam melaksanakan tugas latihan yang diberikan.[6]
[1] Tayar Yusuf dan Syaiful Anwar, Metodologi Pengajaran Agama dan Bahasa Arab (Jakarta : PT.Raja Grafindo Persada, 1997), 151
[2] Mohammad Asrori, Pengembangan Kurikulum Bahasa Arab di Pesantren (Malang: UIN Maliki Press, 2013), 5