Mohon tunggu...
noor johan
noor johan Mohon Tunggu... Jurnalis - Foto Pak Harto

pemerhati sejarah

Selanjutnya

Tutup

Politik

Pak Harto Ikut Mendamaikan Konflik Palestina-Israel

16 Mei 2021   12:18 Diperbarui: 16 Mei 2021   13:29 413
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

          Untuk melaksanakan,  Kepala BAKIN hanya melibatkan Asisten I Intelijen Kodam Jaya Kolonel Arie Kumaat, berkoordinasi dengan Komandan Pangkalan Udara Halim Perdana Ku-suma, dan tidak memberitahukan  siapa yang bakal datang.

          Dalam melaksanakan tugas yang sangat rahasia, profesionalisme Kolonel Arie Kumaat di uji, meskipun ia mengaku bahwa perkiraannya semula yang akan datang adalah tamu dari RRC, yang pada waktu itu hubungan diplomatik dengan Indonesia sedang dibekukan. Arie Kumaat pada era periode Presiden Gus Dur diangkat menjadi Kepala BAKIN dengan pangkat Letnan Jenderal.

          Pada hari yang disepakati, pesawat yang ditumpangi Yitzhak Rabin mendarat di Halim tepat pukul 14.00, kurang beberapa menit dari pukul 16.00, pesawat itu sudah terbang ke Singapura. Kurang dari dua jam Yitzhak Rabin berada di Jakarta. Semua berjalan lancar sesuai dengan petunjuk teknis yang diberikan oleh Presiden Soeharto.

          Dalam pertemuan itu sama sekali tidak membicarakan masalah yang bersifat bilateral. Presiden Soeharto hanya menyampaikan kepada Perdana Menteri Yitzhak Rabin pesan-pesan dari negara-negara  yang tergabung dalam GNB, yakni meminta kepada pemerintah Israel untuk segera menghentikan konflik dengan Palestina, dan mengakui hak bangsa Palestina dengan memberikan hak mendirikan negara Palestina.                                                                                                      

          Ditambahkan oleh Presiden Soeharto bahwa negara-negara GNB berpendapat, konflik yang berkepanjangan antara Israel dan Palestina akan memancing kedua super power (Amerika dan Rusia) ikut terlibat dalam konflik di kawasan tersebut yang akan membuat pertikaian bertambah besar.

          Bagaimana sikap  PM Israel Yitzhak Rabin  mendengar pernyataan Presiden  Soeharto  dalam pertemuan tersebut tidak  pernah dijelaskan kepada siapapun. Nampaknya  Presiden Soeharto menunggu apa pernyataan PM Israel Yitzhak Rabin  yang mungkin akan di-release  kepada  Pers.                           

          Hanya  sebuah komentar sempat diceritakan   oleh  Presiden Soeharto kepada Menteri Agama Tarmizi Thaher,  bahwa  PM Israel Yitzak Rabin menunjukkan sikap yang sangat  "polite"  dan menghormati Presiden Soeharto.  Selama pertemuan  PM Israel Yitzak Rabin tidak pernah mengangkat dan menyilangkan kakinya dan duduknya  rapi. Tarmizi Thaher menghadap  Presiden  Soeharto malam  hari di Jl  Cendana setelah  Presiden Soe-harto  siangnya  bertemu  PM  Isarel  Yitzak Rabin.

          Menurut Letnan Jenderal Soedibyo, Presiden  Soeharto  sebagai Pejuang yang telah membuktikan kekesetiaannya  kepada Proklamasi 1945, Pancasila dan UUD 1945 tentu tidak akan mengkhianati NKRI. Sebagai Presiden yang sangat  Islami dan memperingati Hari Nuzul Quran setiap tahun di Istana Ne-gara, saya yakin beliau  tidak akan mengkianati Umat Islam Indonesia.

          Sebelumnya,  dalam suatu Rapat Polkam yang dipimpin Menko Polkam Letjen TNI Susilo Sudarman,  semula  akan mendesak Presiden Seharto untuk membatalkan rencana per-temuan dengan PM Israel YItzhak Rabin.  Namun sikap Susilo Sudarman   berubah setelah beliau  diingatkan oleh  Wakil  Te-tap   RI di GNB   Dubes Nana Sutrisna bahwa  resolusi Sidang Umum Gerakan Non Blok (SU-GNB) yang menugasi Presiden Soeharto selaku  Ketua GNB untuk mendesak terciptanya perdamaian di tanah  Palestina.                                                                   

           Setelah terjadinya pertemuan antara Presiden Soeharto dengan PM Israel Yitzak Rabin, pada malam hari di aula PWI,  Menlu Ali Alatas menjelaskan kepada undangan seluruh Pim-pinan  Media Massa di Jakarta bahwa pertemuan Presiden Soehartro dengan PM Israel Yitzak Rabin  bukan  membicarakan masalah-masalah yang bersifat bilateral,  tetapi Presiden Soeharto selaku Ketua GNB menyampaikan kepada PM Israel Yitzak Rabin pesan  negara-negara yang tergabung dalam GNB agar Israel  menghentikan konfliknya dengan bangsa Arab-Palestina dengan mengakui hak azasinya mendirikan Negara di Palestina.                                                                                                              

            Namun demikian pertemuan tersebut terjadi bukan karena permintaan Presiden Soeharto tetapi justeru karena memenuhi  permintaan PM Israel Yitzhak Rabin. Untuk  menghindari tanya jawab yang rumit mengenai  proses terjadinya  pertemuan tersebut,  Menlu Ali  Alatas   mengatakan bahwa permintaan PM Israel Yitzhak Rabin  muncul di sela-sela kontak tidak resmi yang terjadi diantara para Kepala Perwakilan   Nega-ra-Negara  anggota PBB di New York. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun