Mohon tunggu...
Noni Arnee
Noni Arnee Mohon Tunggu... -

Kecoa pengembara yang belajar menjadi cantik

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Menyisir Taman Nasional Lorentz

14 September 2011   20:21 Diperbarui: 26 Juni 2015   01:57 794
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Karier. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Seabad lalu, Hendrikus Albertus Lorentz memulai ekspedisinya memasuki wilayah salju abadi di Papua Tengah dengan kawalan militer Belanda dan orang Dayak yang dipekerjakan sebagai penunjuk jalan. Ia menumpangi kapal uap Valk. Meski ekspedisinya dinyatakan gagal karena tak mampu menembus puncak Hiriyakub (nama asli dari puncak Wilhelmina yang sekarang bernama puncak Trikora). Penjelajah berkebangsaan Belanda ini mendapat banyak hal. Tidak hanya koleksi ilmiah kekayaan flora fauna yang dikumpulkan dan informasi topografi ke puncak gunung yang diselimuti salju tapi juga pertemuannya dengan sekelompok penduduk asli yang mendiami pegunungan tengah Papua. Ketakutan dengan manusia yang hidup di gunung-gunung putih sirna dan berubah menjadi takjub karena peradaban tinggi orang yang dianggapnya primitif.

Lorentz kemudian mengakhiri ekspedisinya di Danau Habema. Danau yang berada di tengah lembah indah di Pegunungan Trikora, Papua dengan ketinggian 3.400 mdpl yang terletak di desa Habema,  distrik Pelebaga, sekitar 48 Km dari Kota Wamena. Di danau ini pulalah tujuan field trip saya bersama sejumlah jurnalis dan tim World Wild Found (WWF).

Selain ingin menyaksikan keindahan salah satu sisi taman nasional Lorentz yang membentang seluas 2.505.600 hektar mulai dari pesisir Laut Arafura hingga Puncak Jaya (Cartenz piramyd) pada 4.884 mdpl, tim WWF juga melakukan mapping jalur yang mendapat predikat Situs Warisan Dunia karena memiliki 43 jenis ekosistim dan kawasan daerah tropis yang memiliki gletser.

Berbeda dengan Lorentz, kami memilih jalur udara dari Jayapura menuju Wamena dan melanjutkan dengan perjalanan darat. Tapi bukan berarti jalur yang kami pilih itu lebih mudah dan tanpa kendala. Cuaca buruk membuat pesawat jenis ATR72-200 yang kami tumpangi menuju Wamena harus tertahan tiga jam di bandara Sentani.

Sepertinya perjalanan yang menantang dan berat. Tapi itu harga yang pantas untuk keindahan keanekaragaman hayati di dalam Taman Nasional Lorentz memberikan kontribusi yang signifikan bagi keanekaragaman hayati di Papua.

Di tempat strategis menyaksikan gagahnya puncak Trikora yang tertutup lapisan salju atau gletser tropis (Cartentz Glaciersdan Northwall Firn) Lorentz menyematkan nama kolonel Habema. Danau yang dikelilingi vegetasi alam pegunungan berupa anggrek ini juga sering menjadi tempat peristirahatan bagi para pendaki. Keindahan danau tertinggi di Indonesia ini bahkan pernah dijadikan latar belakang film "Denias" garapan Alenia picture.

Memang, perjalanan ke Papua selalu memiliki tantangan tersendiri. Tidak hanya cuaca tapi rencana perjalanan yang sudah matangpun batal karena kondisi keamanan di Puncak Jaya yang kadang tidak dapat di prediksi sebelumnya.

***

Sebagai taman nasional terbesar di Asia Tenggara, Lorentz merupakan perwakilan dari ekosistem terlengkap untuk keanekaragaman hayati di kawasan Asia Tenggara dan Pasifik. Lorentz terletak di Provinsi Papua dan mencakup 10 kabupaten yaitu Kabupaten Jayawijaya, Yahukimo, Puncak Jaya, Mimika, Asmat, Puncak, Lani Jaya, Paniai, Nduga dan Intan Jaya.

Menariknya, keanekaragaman hayati di taman nasional ini belum banyak diteliti dalam 20 tahun terakhir karena 70 persen luasan Taman Nasional Lorentz yang belum terjamah. Kawasan ini diperkirakan menjadi tempat bagi 1.200 species tumbuhan berbunga, 118 species mamalia seperti Babi moncong panjang, Kuskus, Kucing hutan dan Kangguru. 403 species burung, Merpati, Kakaktua, Burung Udang, Kasuari, Megapoda, Cendrawasih dan Burung Puyuh Salju adalah beberapa diantaranya. Selain 48 species reptile dan amphibian yang ada di Tanah Papua.

Kangguru Pohon adalah salah satu species yang hampir hanya terdapat di Lorentz pada ketinggian 3.200-3.500 mdpl. Kawasan ini juga mencakup dua Daerah Burung Endemik dengan 45 species burung sebaran terbatas dan 9 species endemik. Deretan Pegunungan Sudirman menjadi isolasi alamiah bagi penyebaran jenis burung dan hewan lainnya. Tingginya tingkat endemisitas di kawasan yang 90 persen masih ditutupi hutan hujan tropis.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun