Mohon tunggu...
Mas Rofi
Mas Rofi Mohon Tunggu... Guru - Percayakan pada Ahlinya semua konten Digital sekolah

Pembelajar yang selalu berusia 24 tahun, dan akan selalu berusia 24 tahun sampai kapanpun, bercita satu memberikan yang terbaik untuk sebanyak-banyak manusia.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Lampung, Perjalanan yang Lebih dari Sekedar Perjalanan

22 November 2017   21:34 Diperbarui: 22 November 2017   22:08 635
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Di sebuah sudut kota metro lampung, obrolan ini bermula. Bercerita tentang perjalanan padi yang harus menunggu sekian lama hingga akhirnya bisa dinikmati. Beliau KH. Toha Muntaha, mengawali hari pertama saya di pulau sumatera ini dengan berkisah banyak hal, membaca lebih dalam fenomena yang sehari-hari yang bisa saja terlihat biasa oleh halayak. Seperti kisah padi diatas, bahkan pada setiap padi yang dipanen oleh petani sejatinya sudah tertera infrmasi detail yang menyebutkan, siapa yang akan memakan, kapan dimakan dan siapa yang akan memakan. Ini semua berlaku tidak hanya untuk padi, pun juga semua barang yang ada di dunia ini.

Dan sesaat saya terdiam dan reflek ucapkan kata Ya, berkali kali, menyetujui semua yang didiskusikan. Ada unsur ilahiyah "As Shomad" atau tempat bergantung yang tidak dimiliki oleh manusia. Satu diantara 4 sifat yang hanya dimiliki oleh Tuhan YME, Allah SWT. Dan saya tidak membahas ketiga yang lain di tulisan ini, inshaAllah dibahas di artikel yang lain. Semua sudah settle, dan sudah terkondisikan dengan sempurna. Jika satu hal kecil saja ada pada kondisi yang 'salah', maka tidak akan pernah terjadi realita yang terjadi saat ini, seperti padi yang saya sebutkan diawal tadi.

Manusia, ada diposisi lemah dan bergantung dengan banyak mahluk. Tarolah, ketika kita sedang menaiki pesawat terbang. Tekanan udara di luar pesawat telah sesuai, kondisi suhu panas di luar juga telah sesuai, komposisi udara didalam pesawat juga sudah sangat sempurna. Dan jutaan settingan Nya yang sudah terkondisikan sangat pas, sehingganya pesawat bisa terbang dengan baik, dan bisa melaju ke bandara selanjutnya. Andai, satu saja komposisinya tidak sesuai, bisa laju udara dan atau yang lainnya, pasti akan ada cerita berbeda yang kita alami. Kita mendapati semua sudah benar adanya, sudah dalam aturan terbaikNya.

Lantas, apa yang bisa manusia sombongkan dihadapan IlmuNya yang luasnya berkali lipat samudra di dunia, sedang ilmu yang dibagikanNya kepada manusia hanya setetes celupan jarum yang di masukkan kedalam samudra. Senantiasa bertawadlu, terus berfikiran terbuka dan berusaha terbaik memandang yang tak terlihat itu, adalah sebuah kebijaksaan yang bisa dilakukan. Semua sudah di tunjukkan Nya di QS. Al Ikhlas ayat pertama hingga akhir. Semuanya, sudah benar adanya, dan manusia senantiasa harus memilih jalan tawakkal, diawal ditengah dan diakhir, Allahu Yarham.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun