Mohon tunggu...
Nol Deforestasi
Nol Deforestasi Mohon Tunggu... Petani - profil
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Nusantara Hijau

Selanjutnya

Tutup

Politik

Golkar Yakin Bowo Membual Soal Kasus Suap Pupuk

26 April 2019   15:36 Diperbarui: 26 April 2019   15:45 77
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ANTARA FOTO/Reno Esnir

Sudah jatuh, tertimpa tangga pula. Rasanya tidak ada analogi yang lebih tepat untuk menggambarkan nasib eks anggota Komisi VI DPR dari Fraksi Partai Golkar, Bowo Sidik Pangarso, yang dijerat Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) akibat kasus dugaan suap kerja sama pengangkutan pupuk yang melibatkan PT Pupuk Indonesia Logistik (Pupuk Indonesia) dan PT Humpuss Transportasi Kimia (Humpuss Transportasi), beberapa waktu lalu.

Bagaimana tidak, sudah kena pecat, partai berlambang pohon beringin itu pun tidak yakin Nusron Wahid adalah oknum yang memerintahkan penyiapan 400 ribu amplop "serangan fajar Pileg 2019," seperti yang Bowo Sidik tuduhkan.

Ace Hasan Syadzily. Dok. Partai Golkar
Ace Hasan Syadzily. Dok. Partai Golkar

Tengok saja pernyataan Ketua DPP Golkar Ace Hasan Syadzily yang bilang pengakuan Bowo Sidik meragukan. Apalagi tiap tangkapan operasi tangkap tangan (OTT) KPK, selalu memunculkan tendensi dimana sang tersangka menyeret nama-nama lain ke pusaran kasus.

Keraguan Golkar akan Bowo Sidik bahkan makin tampak jelas saat Ace tidak memberikan jawaban ketika ditanya apakah partai akan memanggil Nusron untuk dimintai klarifikasi atas tudingan tersebut. Ia hanya menegaskan partainya tidak pernah memerintahkan kepada seluruh calegnya untuk menggunakan cara-cara yang melanggar aturan perundang-undangan, termasuk politik uang, meski menyerahkan strategi di lapangan kepada masing-masing caleg.

Partai eks penguasa zaman Orde Baru tersebut tampak hanya bersikap diplomatis, dengan memecat Bowo Sidik dan menyerahkan kasus ini ke ranah hukum demi proses demokrasi yang sehat.

Seperti diketahui, tersangka kasus dugaan suap Bowo Sidik menyebut Nusron Wahid sebagai orang yang memerintahkannya menyiapkan amplop untuk "serangan fajar" Pileg 2019. Nusron yang merupakan Ketua Pemenangan Pemilu Wilayah Jawa Tengah I Partai Golkar, sontak membantah. Sayang, dia tidak banyak memberi tanggapan saat ditanya terkait hal ini. Ia pun tidak memberi jawaban ketika ditanya terkait hubungan dan komunikasinya dengan rekan satu dapil-nya tersebut.

Bowo Sidik sendiri menanggapi santai bantahan Nusron, dengan menyebut koleganya itu sebagai "seorang muslim yang beriman." Yang pasti, Saut Edward Rajagukguk, pengacara Bowo Sidik, memastikan klien-nya akan mengajukan diri sebagai "justice collaborator" dan siap buka-bukaan kepada KPK terkait kasus ini.

Saut Edward Rajagukguk. Dylan Aprialdo Rachman/Kompas
Saut Edward Rajagukguk. Dylan Aprialdo Rachman/Kompas

Soal siapa yang benar, Bowo Sidik atau Nusron, tidak ada yang tahu. Atau mungkinkah Bowo Sidik dikorbankan sendirian demi menjaga suara Golkar di Dapil Jateng II? Kita hanya bisa menduga-duga. Mari kita sama-sama tunggu "nyanyian merdu" Bowo Sidik!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun