Mohon tunggu...
Nofika Shafira
Nofika Shafira Mohon Tunggu... Lainnya - mahasiswa

UIN MAULANA MALIK IBRAHIM

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Guru Termuliaku Bernama "Ibu"

5 Desember 2020   16:35 Diperbarui: 5 Desember 2020   16:37 19
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Aku menulis celotehan ini yang sengaja aku tujukan kepada guruku yang sangat sabar, sayang dan tak pernah mengecewakanku, ialah 'ibu'. Aku tak bisa menuliskan semua yang aku unek-unek an didalam artikel ini karena mungkin sebuah penghargaan tak mampu cukup terlukiskan dalam sebuah artikel ini. 

Sekali lagi aku tegaskan bahwa guru yang tak pernah ada rasa capek, selalu sabar dan penuh kasih sayang hanyalah satu dalam muka bumi ini ialah 'ibu'. 

Saat ku tuliskan kata setiap kata dalam menyusun artikel ini air mataku terus bercucuran deras keluar dari kedua bola mataku. Tak ada yang lebih mengharukan selain memikirkan dan menyatakan seberapa, sebagaimana dan seperti apa kasih sayang cinta tulus seorang ibu kepada anaknya. Tak ada yang lebih menyentuh hati selain memikirkan 

Bagaimana aku bisa membalas jasamu guruku? 

Aku sempat pernah berfikir lalu membayangkan jika kau tak menemaniku di sepanjang masa-masaku. Apa aku bisa menjadi sekuat ini ibu.  Mungkin saja aku bisa tetap hidup seperti yang lainnya. Namun arti dari kehadiranmu tak cukup jika aku ucapkan seribu terimakasih kepadamu setiap jam. Tak cukup jika aku mampu mengambil bulan disana lalu ku berikan kepadamu sebagai bentuk hadiahku untukmu. Semua itu besar semua itu mustahil namun hal itu masih belum cukup untuk menebus semua yang telah kau berikan kepadaku. 

Aku akui, aku memanglah bukan anak yang baik bagimu. Aku bukan anak yang mampu membuatmu bangga. Namun aku bingung jika kau masih membangga-banggakan anak seperti aku yang hanya menjadi beban keluarga ini. terkadang aku masih sempat-sempatnya berfikir egois demi membela diriku sendiri padahal kau tak pernah mengajarkanku seperti itu. 

kau adalah guru terbaikku yang pernah ku temui yang hadir pertama kali saat aku butuh seorang pembimbing, pendidik, serta pengajarku untuk membantuku mengenal alam seisinya ini. semuanya itu susah jika harus dibayangkan bukan? namun bagiku tidak asal kau yang mengajarkannya. kau memudahkanku dalam segala hal, tanpa berharap sedikitpun imbalan dariku, tanpa meminta apa yang harus aku berikan padamu. 

LOVE U IBU

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun