Mohon tunggu...
Junus Barathan.
Junus Barathan. Mohon Tunggu... Guru - Profesional.
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Purna Tugas PNS Guru.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Selayang Pandang dan Kopi Sore

15 April 2019   17:18 Diperbarui: 15 April 2019   17:24 52
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Daerah Malang di masa silam dikenal dengan nama Tumapel
Adalah kawasan yang indah permai terletak didataran tinggi
Malang atau Tumapel memiliki keterkaitan erat letak geografis
Sebab kata Tumapel berasal dari akar bahasa Jawa Kuno "Tapel"
Memiliki makna "berhubungan rapat, menempel, melekat erat"
Makna konotatif, dilingkari atau dipagari gunung-gunung

Kawasan utara dan barat terdapat rangkaian gunung Arjuna
dan gunung Welirang disambung dengan gunung Anjasmara
Rangkaian itu disambung lagi dengan deretan gunung-gunung
Seperti gunung Panderman, gunung Kawi, dan gunung Kelud

Kawasan selatan terdapat barisan pegunungan kapur Kendeng
Rangkaian gunung itu bersambung pada bagian sebelah timur
Jajaran gunung Mahameru, gunung Widodaren, gunung Bromo
dan rangkaian pegunungan Tengger dengan kebudayaannya

Sekian banyak pegunungan melingkari, sehingga mengilhami
"Komponis" untuk menciptakan lagu berirama keroncong asli  

Mahameru menjulang tinggi
Membelah angkasa biru
Berpayung awan nan putih bersih 

Menggetar hati terharu

Indah megah bayangan laut
Tampak jauh sukma hati
Menegak bagai perwira sakti 

Memandang di awan tinggi...dst.

Syair lagu  keroncong "Mahameru" iramanya mengalun merdu
Dinyanyikan seorang biduan top keroncong "Sundari Sukoco"
Alangkah syahdu suasana jiwa meresapi irama keroncong asli
Apa lagi sembari menikmati secangkir kopi hangat di sore hari
Menjelang tiba senja indah kemerah-merahan nan cemerlang 

Singosari, 15 April 2019
 

  


Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun