Mohon tunggu...
Noer Ima Kaltsum
Noer Ima Kaltsum Mohon Tunggu... Guru - Guru Privat

Ibu dari dua anak dan suka menulis

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

Lebaran Tanpa Parcel

24 Juni 2016   16:04 Diperbarui: 24 Juni 2016   16:10 22
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Lebaran Tanpa Parcel

Oleh : Noer Ima Kaltsum

Saya sudah terbiasa menjalani puasa Ramadan dengan cerita kadang tak pernah disangka-sangka. Misalnya, ketika bepergian karena suatu urusan kebetulan waktunya mendekati waktu buka puasa. Saat berbuka puasa masih di perjalanan.

Saya sering tidak sependapat dengan suami. Suami maunya berbuka puasa di warung makan yang kami lewati. Kalau saya biasanya menyediakan minuman dari rumah lalu saya masukkan dalam botol. Sewaktu-waktu azan maghrib berkumandang, kami langsung berbuka dengan minum teh panas lebih dahulu. Nah, makannya nanti setelah mendapatkan tempat yang cocok.

Suatu hari (beberapa kali malah) kami ada urusan dengan seorang kawan. Kebetulan suami tidak menghubungi terlebih dahulu. Sampai di rumah kawan, orangnya tidak ada. Menunggu cukup lama untuk bertemu kawan tadi. Setelah selesai urusan, kami pulang.

Di jalan saya sudah bilang pada suami untuk mampir ke warung makan dahulu untuk membeli minuman. Suami bilang nanti saja di tempat yang dia maksud. Azan maghrib berkumandang. Kami belum berbuka puasa. Saya bukan tak tahan haus dan lapar. Hanya saja kalau sudah waktunya berbuka kok tidak berbuka rasanya gimana gitu.

Beberapa warung yang dimaksud suami yang kami lewati tutup. Sementara si kecil ingin segera sampai rumah tidak mau mampir-mampir karena mengantuk. Akhirnya sampai rumah saya membuat minuman untuk sekadar berbuka puasa menghilangkan dahaga.

Ya Allah, mau makan saja pilih-pilih tempatnya. Yang dipilih tempatnya ternyata tutup semua karena menjelang lebaran, pedagangnya sudah mudik alias pulang kampung.  

Si kecil saya bawa masuk kamar lalu tidur. Alhamdulillah, akhirnya makan seadanya saja. Karena sejak awal rencananya mau berbuka puasa di luar rumah, saya tidak memasak sayur.

Oleh sebab itu kalau ada teman yang memosting foto makanan menu buka puasa lengkap yang mengundang selera, kadang saya membatin ingin rasanya nyuwil sedikit lalu saya cicipi biar saya tahu rasanya.

00000

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun