Jujur aja deh, siapa sih yang tidak pernah merasa tertekan karena harus "kelihatan berhasil"?Â
Apalagi di era media sosial seperti sekarang, rasanya semua orang berlomba-lomba untuk menunjukkan hidupnya yang paling oke.Â
Tiap scroll Instagram atau TikTok, yang kelihatan itu pencapaian orang --- baru naik jabatan, beli mobil, liburan ke luar negeri, atau punya pasangan idaman.
Tanpa sadar, kita mulai membandingkan diri sendiri. "Kok dia udah sejauh itu ya, gue masih di sini-sini aja?"Â
Padahal, jalan hidup tiap orang itu berbeda-beda. Tapi tetap saja, hati tidak bisa bisa berbohong.Â
Merasa ketinggalan, merasa harus lebih, harus membuktikan sesuatu, bahkan kadang jadi ikut-ikutan melakukan hal yang sebenarnya tidak kita suka hanya demi terlihat keren di mata orang lain.
Dan yang paling menyebalkan adalah... ketika validasi dari orang lain jadi semacam bahan bakar untuk terus berjalan.Â
Kalau tidak ada yang memuji atau memberikan tepuk tangan, rasanya seperti sia-sia.Â
Seolah-olah kita hidup bukan untuk diri sendiri, tapi untuk penilaian orang luar. Capek, kan?
Nah, di titik itulah kadang muncul pertanyaan besar: "Sebenernya gue ini hidup buat siapa sih?" Nah, kebetulan sebagian jawabannya ada di Stoikisme!Â