Pernah punya pengalaman, ketika kamu punya atasan yang suka banget curhat di kantor?Â
Bukan curhat soal kerjaan, tapi lebih ke masalah pribadinya—mulai dari drama rumah tangga, konflik dengan suami atau istri, sampai hal-hal yang sebenarnya tidak ada hubungannya dengan pekerjaan.Â
Awalnya mungkin kita masih bisa bersikap sopan dan mendengarkan. Tapi kalau tiap hari begini terus, lama-lama capek juga, kan?
Bayangkan, pagi-pagi sudah siap untuk fokus kerja, eh tiba-tiba atasan datang dengan muka muram dan mulai bercerita panjang lebar soal betapa menyebalkannya pasangan mereka.Â
Atau lagi asyik kejar deadline, tiba-tiba mereka curhat soal anaknya yang susah diatur.Â
Mungkin kalau hanya sesekali, kita masih bisa maklum. Tapi kalau setiap hari? Produktivitas bisa anjlok karena waktu kerja malah habis untuk mendengarkan cerita yang tidak ada hubungannya dengan tugas kita.
Masalahnya, sebagai bawahan, posisi kita sering serba salah. Mau mendengarkan terus, rasanya menyita waktu dan energi.Â
Mau mengabaikan, takut dibilang tidak respect dengan atasan. Jadi, sebenarnya harus bagaimana?Â
Apakah kita wajib mendengarkan demi menjaga hubungan baik, atau justru lebih baik mengabaikan demi kesehatan mental dan fokus kerja?
Yuk, kita bahas lebih lanjut!