Apakah ada yang salah dengan saya? Â Ya sudah kalau begitu, saya tidak akan menunjukkan emosi saya lagi sejak saat ini.
 Kembali ke masa kini
Pada usia 30, dia masih merasa tidak mampu atau ada yang salah, atau mengapa dia masih tidak bisa mengendalikan amarahnya? Akibatnya apa? Lalu ia mulai mengendalikan hal-hal dan orang-orang di sekitarnya, tidak dapat membentuk hubungan yang lebih dalam dengan orang-orang di sekitarnya, merasa kesepian dan berantakan dari dalam. Sungguh kasihan bukan?
 Bagaimana jika dulu justru di masa kecilnya, Kemarahannya bertemu dengan Penerimaan "tidak apa-apa merasa marah!" Dan kemarahannya divalidasi: "Kemarahan bisa sangat berat untuk dihadapi" Dan bagaimana jika dia diarahkan ulang dengan mengatakan seperti ini : "Memukul, menyakiti tidak diterima tetapi ini adalah cara bagaimana kamu dapat membantu dirimu sendiri untuk merasa lebih baik".
Pentingnya Mengajarkan Anak Mengelola Emosi
Dari gambaran diatas kita dapat menarik sebuah kesimpulan bahwa janganlah meremehkan perkembangan emosi anak sejak dini hanya karena kita beranggapan bahwa mereka masih kecil dan kita sebagai orang tua berhak melarang mereka untuk memiliki perilaku yang buruk ini, yaitu mudah marah. Namun tahukah ayah-bunda bahwa, Ekspresi emosi anak yang diremehkan bahkan dianggap tidak penting dapat menyebabkan efek psikologis yang berbahaya pada perkembangan anak dimasa yang akan datang. Jika hal ini terjadi dan tidak diatasi, maka dapat membekas dan berakibat ke tindakan lainnya pada masa mendatang.
Perilaku tidak baik yang dilakukan anak semasa pertambahan usianya tidak hanya timbul secara mendadak, melainkan sebagian perilaku tersebut masih berkaitan dengan masa lalunya dan efek psikologis yang dialaminya saat kecil. Dan seringkali orang tua tidak ingin memahami permasalahan tersebut sehingga semua dikembalikan kepada anaknya.
Ketidakpedulian tersebut dan pengasuhan yang tidak memberi kesempatan pada anak bagaimana mengajak anak belajar mengelola emosi yang dapat menyebabkan berbagai permasalahan bagi perkembangan perilaku anak dalam berbagai bentuk. Misalnya seperti suka berkelahi, melakukan perundungan, mudah terpancing emosi, kemarahan yang sulit dikendalikan, dan lainnya. Agar hal-hal tersebut tidak terjadi pada anak, maka penting untuk mengajarkan anak mengelola emosinya. Anak yang diajarkan mengelola emosi akan membuat perkembangan psikologisnya lebih stabil dan dapat terkontrol.
Nah cobalah ayah dan bunda menelusuri lebih jauh bagaimana mengajarkan cara mengelola emosi pada anak pada artikel berikutnya yaa... Semangat untuk menjadi orang tua terbaik ayah dan bunda!