Mohon tunggu...
Yuni Astuti
Yuni Astuti Mohon Tunggu... Perawat - Perawat, sedang belajar merawat hati anak dan keluarga

sedang belajar menulis, ibu dari 4 orang anak, perawat, yun.astuti@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Andai Saja Ada "Neck Collar" untuk Choirul Huda

16 Oktober 2017   02:11 Diperbarui: 16 Oktober 2017   02:25 2277
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bola. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Dunia persepakbolaan tanah air baru saja berduka dengan terpanggilnya Choirul Huda, pesepakbola dari Tim Persela. Tidak hanya penggila bola saja yang merasa kehilangan, tentunya keluarga, kerabat dan sahabat terdekat pasti ikut merasakan duka yang mendalam. Sayapun rasanya ikut kehilangan bahkan gelo,meskipun saya bukan penggila bola.

Rasa gelo saya mungkin berbeda dengan yang dirasakan sebagian besar penikmat bola. 

Setelah melihat beberapa kali tayangan ulang, lewat media sosial, saat-saat terjadi tabrakan di lapangan dan juga beberapa gambar yang ada dalam proses evakuasi mulailah rasa gelo muncul. Saat dievakuasi ternyata Choirul Huda tidak dipakaikan "neck collar". "Neck collar" ini adalah semacam alat yang mirip-mirip korset tetapi agak kaku dan dipasangkan di leher seseorang yang dicurigai mengalami cedera leher atau kepala. Tujuan dari pemasangan alat ini adalah untuk mempertahankan posisi leher dan kepala dalam posisi anatomis, atau posisi yang semestinya. Agar supaya apabila ada kecurigaan fraktur (patah) di daerah leher, saat evakuasi posisinya tetap stabil. Sehingga tidak memperparah kondisi cedera leher.

Dalam memberikan pertolongan kepada korban kecelakaan di manapun, jika ada cedera di daerah sekitar kepala maka "wajib" untuk curiga tentang adanya fraktur di daerah leher. Di dalam tulang leher terdapat sumsum tulang yang terhubung langsung ke otak. Sementara di batang otak terdapat pusat semua organ vital bagi tubuh, pengatur denyut jantung danpernafasan. Maka apabila sambungan tersebut terputus, fungsi pernafasan dan kerja jantung bisa terhenti.

Sehingga keberadaan "neck collar" bagi korban yang terdapat cidera di sekitar kepala hukumnya "wajib" terpasang. Walaupun pada akhir pemeriksaan mungkin tidak terdiagnosa adanya cedera leher.

Begitu juga tandu yang dipakai saat evakuasi sepertinya tandu yang permukaannya lentur, sehingga ketika penolong membawa lari tandu menuju keluar lapangan, posisi tubuh korban pasti akan bergerak naik turun. Hal ini yang mungkin akan memperparah kondisi, jika memang ada indikasi ke arah cedera leher dan kepala. Alangkah lebih aman jika tandu yang dipakai adalah tandu yang permukaannya lebih keras dan datar, jadi saat  dipakai untuk mengangkut posisi tubuh tetap dalam posisi anatomis, posisi kepala hingga kaki dalam satu garis lurus.

Demikian pula tentang cara mengangkat tubuh korban yang dicurigai ada cidera kepala dan leher, dari tempat kejadian ke atas tandu. Tidak  boleh asal angkat. Posisi tubuh harus dalam kondisi lurus. Yang pernah saya lihat di televisi (bukan saat musibah kemarin), adalah ketika mengangkat pemain yang jatuh (mungkin karena bukan cedera kepala) yang diangkat adalah kaki dan tangan pemain, sementara kondisi kepala dalam posisi kewer-kewer.

Saya yakin dan percaya, bahwa urusan mati dan hidup adalah sudah menjadi keputusan dari Yang Maha Pemberi Kehidupan. Jadi dalam musibah ini tidak perlu dicari siapa yang bersalah dan siapa yang harus bertanggung jawab. Dan saya juga percaya bahwa semua petugas yang ada di lapangan pada saat itu adalah bukan petugas yang asal comot, tentunya petugas yang sudah terlatih dan memiliki keahlian di bidangnya.

Saya hanya berandai-andai saja, mungkin...mungkin...jika dugaan tentang cedera leher benar terjadi, dan seandainya terpasang "neck collar" , mungkin juga ada harapan untuk bisa tertolong. Semoga Yang Maha Kuasa menerima semua amal kebaikan Choirul Huda, dan keluarga yang ditinggalkan diberi ketabahan, amiiin.

Semoga musibah di dunia sepak bola tanah air ini bisa dipakai sebagai bahan kajian, apakah selama ini pihak yang berkompeten dalam bidang persepakbolaan sudah maksimal dalam memberikan perhatian kepada pemain-pemain. Tidak hanya urusan keselamatan di lapangan saja, tetapi termasuk urusan masa depan pemain ketika sudah pensiun dan menggantung sepatunya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun