Mohon tunggu...
Imanuel Ginting
Imanuel Ginting Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Hidup adalah perjalanan untuk menemukan keabadaian. www.puisinoeelg.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

"Sabar ya Mbak....!"

18 Agustus 2012   06:38 Diperbarui: 25 Juni 2015   01:35 239
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Ada cerita kecil tersisa seusai acara buka bersama karyawan dan manajemen di perusahaan tempatku bekerja beberapa waktu yang lalu.

Acara yang digelar di sebuah hotel berbintang itu cukup sukses dan berjalan dengan lancar.  Para tamu undangan yang terdiri dari beberapa utusan pimpinan perusahaan kolega dan costumer turut berbaur dengan karyawan dan keluarganya.  Kursi yang disediakan semua terisi, acara demi acara berjalan dengan hikmat dan teratur.

Menunggu waktu berbuka, selain diisi oleh siraman rohani berupa dakwah dari seorang ustad juga diselingi oleh pembacaan ayat-ayat suci Alqur'an yang dibawakan oleh anak karyawan.

Hidangan lengkap berselera sudah tertata rapi di meja hidangan, di meja masing-masing undangan tersedia segelas teh manis hangat dan takjil kolak pisang kolang kaling khas berbuka.  Empat buah sawung yang berisi penganan khas yang berbeda untuk setiap sawungnya seakan tak sabar menunggu kunjungan para tamu.

Aku dan beberapa teman panitia tetap memilih berdiri di belakang dekat hidangan utama, memantau keadaan sambil memastikan kalau semuanya sudah oke.

Tiba-tiba Mbak Rani -salah satu panitia konsumsi sepertiku-mendekatiku sambil berbisik, : "Don, kamu perhatiin gak, liat tuh, baju orang-orang pilihan itu?" sambil memonyongkan bibirnya ke arah teman-teman panitia yang lain yang berdiri bejejer di pintu masuk.  "Emang kenapa Mba?" balasku.

"Dari tahun ke tahun mereka aja yang dapat baju seragam, emang kita ini dianggap apa, hah?, emang kita bukan panitia?, emang kita ga perlu penampilan?, kesel aku..." kata Mba Rani sambil berusaha menutupi kekesalannya dengan mimik wajah tanpa ekspresi.

"Sabar Mba, walau gak dapat seragam, Mba tetep lebih cantik dari mereka koq, saya juga gak kalah ganteng dari mereka...." balasku dengan wajah menggoda.

Esoknya seluruh panitia mengadakan rapat pembubaran panitia sekaligus mengevaluasi penyelenggaraan acara itu.  Pimpinan kami juga hadir.  "Bagaimana penilaian kalian tentang acara kita tadi malam?" kata Bapak Pimpinan.  Tak ada yang menjawab.  "Doni, menurut kamu bagaimana? Apakah acara tadi malam lebih baik dari tahun yang lalu? Atau ada masukan untuk perbaikan kedepannya?"

"Menurut saya, secara keseluruhan acara kita tadi malam lebih baik dari tahun lalu, Pak.  Seluruh undangan merasa puas dengan hidangan kita, apalagi untuk sawung hidangan tambahan, terlebih siomay jadi rebutan.  Tapi, maaf Pak, sedikit masukan, sebenarnya masukan dari teman-teman, sebaiknya untuk yang berikutnya supaya seluruh panitia kiranya bisa dapat seragam.  Supaya lebih afdol gitu Pak" paparku.

"Ooo, mengenai seragam itu tidak usah dipermasalahkan, kemampuan budget kita hanya segitu, lagipula jangan biasakan iri, ikhlaslah, jangan membandingkan diri dengan orang lain.  Yang penting kan para panitia penerima tamu dapat tampil cantik dan gagah dipandang oleh para tamu-tamu kita".

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun