Mohon tunggu...
Nocturnal in Jakarta
Nocturnal in Jakarta Mohon Tunggu... Freelancer - Putting words together | NC

Full time star gazer, part time street fighter

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Sebenarnya Aku...

14 Desember 2022   23:32 Diperbarui: 15 Desember 2022   00:06 241
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Aku duduk diam di sudut ruangan. Memperhatikan kamu dan mereka yang sedang bercakap-cakap. Ah, tentu menyenangkan disukai banyak orang. Menyenangkan bukan saat kamu menjadi pusat dari seluruh perhatian? Punya banyak kelebihan dan pribadi yang menyenangkan. Kamu tentu tak akan mengerti bagaimana rasanya kesepian. Tak punya teman karena kikuk dan membosankan. Tentu saja, karena kamu bukan aku.


Untuk kesekian kalinya sejak menginjakkan kaki di ruangan ini, aku terlarut dalam pikiran sendiri. Terus berdebat dan mengasihani diri. Membandingkan aku dan kamu, hingga berharap kita bisa bertukar peran.
Aku tak pernah suka acara, perayaan, atau kegiatan apapun yang melibatkan banyak orang. Kegiatan ini selalu mengingatkan betapa menyedihkannya diriku. Datang seorang diri, kesepian, hanya bisa berdiam di sudut ruangan tanpa ada seorang pun yang mengajak bicara.


Ah, mungkin aku terlalu berlebihan. Beberapa ada yang datang untuk menyapa. Namun itu mereka lakukan karena pasti merasa kasihan. Mereka memberikan tatapan menyelidik dan penuh tanya.  Dalam hati bisa saja mengejek bahwa aku salah tempat dan tak sepantasnya berada di sana. Tak seorangpun menginginkan kehadiranku. Berbeda denganmu.


Setiap kamu datang akan ada mereka yang menyambut, menyapa, dan mengajak berbincang. Kamu selalu diterima dimanapun kamu berada. Tak heran bukan jika kamu terlihat sangat percaya diri dimanapun dan kapanpun. Selalu tampil prima dalam berbagai situasi. Kamu tau bagaimana caranya menempatkan diri. Tak sama denganku yang bahkan ketakutan jika ritme nafasku bisa saja mengganggu jalannya acara.


Di saat seperti inilah aku bersyukur manusia menemukan media sosial. Saat manusia di kehidupan nyata tak bisa diharapkan, ada sosok virtual yang siap menemani. Namun lagi-lagi aku lupa. Bahkan kehidupan di media sosialku pun tak bisa diharapkan. Hanya punya beberapa pengikut. Minim interaksi dan konten yang tak menarik.


Lagi-lagi ini mengingatkanku padamu. Kamu yang memiliki beragam prestasi mentereng untuk dibagikan di media sosial dengan rasa bangga. Sekali lagi aku merasa kecil dibandingkan denganmu.


Saat masih sibuk mengeluhkan kehidupan media sosialku, tiba-tiba saja aku merasa ada yang menghampiri. Dan ternyata itu kamu. Berdiri di hadapanku sembari tersenyum manis.


"Karina kan?" Tanyamu. "Aku Lea, kita pernah sekelas di semester dua." Lanjutmu sembari mengulurkan tangan.


Buru-buru aku menyimpan ponsel dan menyambut uluran tanganmu "Hi, iya aku Karina. Inget kok, dulu kita pernah sekelas". Aku tersenyum canggung. Takut kamu sempat mencuri lihat layar ponselku yang menampilkan profil akun Instagram-mu. Saat kupikir situasi akan kembali hening hingga kamu bosan dan pergi berlalu, aku kembali mendengar suaramu. Kali ini bukan berbicara padaku, melainkan memanggil temanmu untuk datang menghampiri.


"Ca, inget Karina gak yang nulis naskah cerita teater-mu buat pagelaran tahun lalu? Jago banget lagi Karina bikin cerita. Aku dulu nangis pas nonton teaternya." Tanyamu pada Risca. Kaget tentu saja. Bagaimana kamu bisa tahu bahwa aku pernah menulis naskah teater? Lalu apa, kamu bilang aku jago? Kamu pasti bercanda. Kalau bukan karena anggota klub teater, pasti pagelaran itu gagal total. Namun tentu saja, alih-alih mengutarakan isi kepalaku, aku hanya tersenyum menanggapi ucapanmu barusan.


"Inget lah, siapa sih yang bisa lupa. Enggak Karina, enggak karyanya pasti selalu bisa ninggalin kesan ke semua orang. Tapi asli Rin, kita udah nunggu-nunggu banget kejutan apa yang bakal kamu kasih buat kita tahun ini." Jawab Risca, menanggapi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun