Mohon tunggu...
Nobertha Shinta
Nobertha Shinta Mohon Tunggu... Hoteliers - Anyone can write anything. Write whatever I want. Also write whatever I have to.

I will write whatever I want to write :)

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Akomodasi Etnis Bangsa Dalam Pembangunan NKRI

25 September 2021   19:00 Diperbarui: 25 September 2021   19:03 306
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pengembangan Manusia Indonesia Seutuhnya -- Membentuk Manusia Indonesia Berpendidikan dan Berbudaya

Manusia berpendidikan banyak diartikan sebagai manusia yang telah berkembang kemampuan intelektualnya karena pendidikan (sekolah). Penegrtian yang cenderung populer ini juga disebabkan oleh adanya budaya pendidikan yang intelektualistis. Sedangkan seseorang yang disebut berbudaya adalah seorang yang menguasai dan berperilaku sesuai dengan nilai-nilai budaya, khususnya nilai-nilai etis dan moral yang hidup di dalam kebudayaan tersebut. Seseorang dapat saja berpendidikan luas dan tinggi tetapi mungkin saja hidupnya tidak bermoral. Dalam hal ini berarti orang tersebut berpendidikan tetapi tidak berbudaya.

Sebagaimana sulitnya kita mengembangkan mengenai bentuk rupa kebudayaan nasional Indonesia, maka begitu pula sulitnya kita merumuskan konsep manusia Indonesia yang jelas dan dapat disepakati oleh semua orang. Kesulitan tersebut bukan saja disebabkan oleh masyarakat dan bangsa Indonesia yang bhinneka, tetapi juga karena manusia itu sendiri bersifat multidimensional.
Para pakar memang tidak sepakat mengenai apakah sebenarnya manusia itu. Bahkan E-bloth mengatakan bahwa manusia belum mengetahui siapakah dirinya itu. Artinya bahwa kita tidak mempunyai pengetahuan lokal tentang manusia. Ada yang mengatakan bahwa manusia itu adalah sejarah yang mempunyai masa lalu, masa kini, dan cita-citanya di masa depan. Oleh sebab itu, manusia bukanlah suatu diktum atau suatu titik yang telah menjadi dan telah sempurna tetapi sesuatu yang terus menerus menjadi. Karena itu pula dapat dimengerti mengapa dikatakan bahwa manusia belum mengetahui siapakah sebenarnya dirinya itu. Hakekat manusia dapat dilihat dari berbagai dimensi yang masing-masing memberikan gambaran sesuai dengan dimensi penglihatan masing-masing. Manusia dapat dilihat dari dimensi religiusnya, sebagai makhluk ciptaan Tuhan. Selanjutnya manusia dapat dilihat dari dimensi simbolis yaitu makhluk yang mengenal nilai-nilai estetika, etika, iptek dan sebagainya. Selain daripada itu manusia juga dapat dilihat dari dimensi kesejarahannya karena hanya manusialah yang makhluk yang menyejarah. Oleh sebab itu manusia akan terus-menerus berkembang selama keberadaaanya di dunia ini.

Dengan demikian untuk memperoleh gambaran yang menyeluruh mengenain konsep manusia Indonesia yang utuh dan menyeluruh, maka perlu diteliti dari berbagi dimensinya. Dalam sejarah hidup bermasyarakat kita selama ini, ada suatu kecendurangan, untuk mencari konsep manusia Indonesia yang multi dimensional seperti misalnya konsep manusia Indonesia seutuhnya.
Harus diakui bahwa manusia mempunyai keunikannya masing-masing sehingga pendidikan untuk pengembangan manusia seutuhnya belum lengkap apabila manusia itu tidak dikembangkan kemampuan istimewanya secara optimal. Inilah bidang spesialisasi oleh masing-masing manusia yang perlu mendapat perhatian. Pendidikan yang baik bukanlah pendidikan yang menyamaratakan manusia, tetapi yang pertama-tama memberikan kesempatan kepada perkembangan manusia itu yang utuh yang kemudian dilengkapi dengan pengembangan kemampuan khsusnya. Pendidikan umum (general education) atau bisa juga berbentuk wajib belajar bagi semua warga negara, barulah merupakan dasar pertama dan utama bagi pengembangan seorang manusia yang utuh.

Mewujudkan Masyarakat Madani dalam Pembangunan NKRI

Hakekat manusia mempunyai kesamaan yaitu karena kemanusiaannya itu. Di dalam kesamaan manusia itu dimungkinkan lahirnya kebudayaan. Dari situlah masyarakat dapat hidup mempertahankan eksistensinya dan bahkan berkembang membangun kehidupannya melalui kerjasama dengan sesama manusia. Tidak dapat dipungkiri bahwa pendidikan sangat berperan dalam membentuk dan mengembangkan kebudayaan. Pendidikan memperkenalkan nilai-nilai inti dari kebudayaan. Dengan pengenalan serta penghayatan terhadap nilai-nilai inti ini maka masyarakat akan dapat menagadakan perubahan pada pranata-pranata sosialnya sebagai pendukung nilai-nilai dan kebijakan. Untuk dapat berperan demikian maka masyarakat harus mempunyai pengetahuan yang sama (common knowledge). Di sinilah interaksi antar universal dan alternatif harus di jalin sedemikian rupa agar suatu kebudayaan dapat eksisten berkembang. Di sini pula terletak pentingnya pengembangan identitas seseorang di dalam lingkungan kebudayaannya. Seorang yang kehilangan identitasnya tidak mungkin dapat mengembangkan kemampuannya untuk memperkaya kebudayaannya. Dalam pembangunan masyarakat madani kita lihat ada dua komponen yang berperan itu individu sebagai pelaku di dalam masyarakat dan pranata-pranata sosial yang menampung nilai-nilai budaya yang akan mengatur tercapainya tujuan bersama. Pentingnya masyarakat madani dalam kelangsungan hidup negara telah menjadi pokok pemikiran yang akan di kaji dalam ilmu politik demi pembangunan nasional bangsa Indonesia.

Era reformasi bertujuan untuk membina suatu masyarakat Indonesia baru untuk mewujudkan masyarakat Indonesia yang demokratis. Masyarakat Indonesia yang demokratis adalah masyarakat madani yang melakui akan kebebasan individu untuk berkarya terlepas dari hegemoni negara dan menekankan pada kebebasan individu yang bertanggung jawab. Itulah manusia Indonesia yang mandiri, bermoral tinggi, dan nasionalis sejati yang mempunyai kepribadian bercirikan kebudayaan Indonesia.

Penutup

Masyarakat Indonesia merupakan suatu masyarakat yang bhinneka bukan hanya karena keadaan geografisnya tapi juga karena sejarah perkembangan bangsa Indonesia itu sendiri. Oleh sebab itu bangsa Indonesia bukan hanya terjadi dari berbagai suku tetapi juga dengan berbagai kebudayaan sesuai dengan pengaruh-pengaruh kebudayaan dunia yang telah emmasuki Indonesia sejak berabad-abad yang lalu. Dengan demikian kebudayaan Indonesia terjadi dari lapisan-lapisan budaya dengan ciri yang khas yang telah emasuki dan berintegrasi dalam budaya lokal. Dengan itu kita dapat mengenal lapisan-lapisan budaya Hindu-Budha, budaya Islam, budaya Kristen, dan pada akhir-akhir ini, kebudayaan global. Pengaruh-pengaruh kebudayaan ini telah membentuk suatu mozaik kebudayaan yang sangat kaya dan bervariasi dari kebudayaan Indonesia, sama dengan keanekaragaman hayati yang dimiliki oleh tumpah darah Indonesia.

Masyarakat madani Indonesia yang demokratis justru akan memperoleh dasar perkembangan yang sangat relevan dengan adanya kebhinekaan masyarakat Indonesia. Kehidupan demokrasi sebagai ciri utama masyarakat madani akan mendapat persemaina yang sempurna di dalam corak kebhinekaan masyarakat dan budaya Indonesia. Sudah tentu praktek pelaksanaan asas-asas demokrasi di dalam masyarakat madani tidak akan berhenti di dalam pengembangan kebhinekaan masyarakat dan budaya Indonesia. Sejalan dengan hal tersebut juga dikembangkan rasa persatuan sebagai bangsa Indonesia yang telah dicetuskan di dalam kebangkitan nasional 1908 hingga saat ini. Antara pengembangan kebhinekaan dan persatuan Indonesia, perlu ada keseimbangan yang dinamis. Keseimbangan yang dinamis tidak mungkin tercapai apabila hegemoni negara sangat kuat dan menekan inisiatif pribadi. Kehidupan demokrasi di dalam bidang politik berarti mewujudkan kembali keadulatan rakyat di dalam partisipasi rakyat untuk menata dan mengatur kehidupan bersama. Di dalam kehidupan ekonomi berarti, masyarakat akan hidup di dalam pasar bebas, dunia yang terbuka yang ditunjang oleh kemajuan teknologi komunikasi. Dengan demikian, masyarakat perlu diberdayakan di dalam kemampuan berekonominya agar tidak terlindas dan tetap survive serta dapat berpartisipasi di dalam perdagangan bebas. Di bidang hukum, dilaksanakan pula kehidupan bersama dimana hak dan kewajiban individu sama di mata hukum. Nilai-nilai politik, ekonomi, hukum, budaya, seperti yang dinyatakan di atas, seluruhnya membentuk pengakuan terhadap hak-hak asasi manusia dan tanggung jawab setiap manusia untuk membangun dirinya sendiri dan untuk bersama.

Dengan demikian, masyarakat madani Indonesia yang kita cita-citakan adalah masyarakat yang mengakui akan human dignity yang tidak lain berarti pengakuan pada setiap orang untuk berkembang, mengatur dirinya sendiri, baik secara perorangan maupun di dalam hidup bersama, sehingga diharapkan bahwa masyarakat yang berpendidikan serta berbudaya dengan semua etnis bangsa dan segala kebhinekaannya diharapkan dapat berwawasan nusantara serta berperan serta aktif dalam kegiatan pembangunan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun