Setiap harinya, banyak sekali sampah yang dihasilkan dari Rumah Tangga. Banyak yang belum mengetahui bahwa sampah itu dapat di manfaatkan untuk membuat Eco Enzyme. Apa itu Eco Enzyme? Bagaimana cara buatnya? Untuk apa Eco Enzyme?
Eco Enzyme ditemukan dan diteliti oleh Dr. Rosukon Poonpanvoong dari Thailand. Ibu Sinta adalah salah satu Relawan di komunitas Eco Enzyme Nusantara yang merupakan komunitas di Indonesia. Para relawan yang memiliki visi misi untuk mengurangi efek Global Warming dengan Eco Enzyme.
Dari pernyataan seorang Relawan Eco Enzym Ibu Sinta, Eco Enzym adalah Cairan yang dibuat dari sampah organik yang dicampurkan gula merah dan air dengan perbandingan 3:1:10 lalu difermentasikan selama 3 bulan.
Dengan bahan-bahan dari kulit buah ataupun sisa sayuran yang belum membusuk dan berulat dapat kita gunakan sebagai bahan organic yang dicampurkan molases yang digunakan sebagai pengganti gula aren, gula batok atau gula tebu lalu terakhir kita campurkan air dan ditutup rapat dalam suatu wadah yang mulutnya lebar, karena dalam proses fermentasi akan ada gas yang muncul sehingga jika kita memakai wadah yang mulutnya kecil dapat mengakibatkan ledakan.
Eco Enzyme hanya digunakan untuk penggunaan luar saja. Contohnya Eco Enzyme ini dapat dipergunakan sebagai desinfektan yang ternyata di beberapa kota sudah dipergunakan secara umum dikarenakan Covid-19 hanya dengan mencampurkan 1 liter eco enzyme dengan 5000 liter air . Cairan ini juga dapat dicampurkan ke sabun pembersih lantai atau sabun cuci piring untuk menghilangkan 80% bahan kimia yang terkandung dalam sabun pembersih lantai tersebut. Banyak juga dari Pertanian yang menggunakan Eco Enzyme sebagai pupuk alami dan dikatakan Ibu Sinta bahwa hasil pertanian yang dihasilkan sangat segar dan ukuran buah lebih besar.
Sampai saat ini Ibu Sinta masih terus menyebar luaskan tentang Eco Enzyme agar lebih banyak masyarakat yang mengenal dan membuat Eco Enzyme untuk keperluan Rumah Tangga dan pertanian serta membantu dunia untuk mengurangi Global Warming.
