Tangis nanar sembari meratap pada satu kiblat
Aku terperangah dalam fakta luka nyata
Menyayat nurani, menampar taksa jiwa
Tercekat aku pada dasar takdir nan kejam
Lingkar darah lalu air mata, dalam posisi terbelenggu berbicara pada semesta
Apakah tahu rasanya dapatkan luka dari pihak ketiga?Â
Sampai kini aku tetap sama,Â
Aku masih berkaca pada cermin yang tak sempurna.Â
retak cacah lalu patah hilangkan maya.Â
Sampai mana aku bertahan?Â
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!