Hidu menelisik harumnya kopi
Pagi hari bila surya merona di langit sana
Sementara pipit bernyanyi riang di pucuk kopi
Memuja dan memuji khas biji robusta dan arabica
Merasuk sukma menyentuh nadi-nadi membeku
Kemarilah agar kuberi secangkir saja
Kita mendulang kisah di sana bersama
Masihkah kau ragu?
Biar kujelaskan sebentar
Gata segala arah pada tiap pelosok semesta
Takkan ku seruput kopi lagi nikmat
Jika bukan kopi dari bumi pertiwi
Olahan tangan-tangan petani nan sendu
Ratap terdayuh pada keadaan negeri
Bilur yang menyayat permukaan hati
Kala aku resah, kala aku gundah
Anila sampaikan aromanya
Aroma secangkir kopi nikmat
Berikan harapan baru pada harsa yang tlah hilang
Bangkitkan aku dari liang keterpurukan
Ayolah... Secangkir saja kau kan tau seperti apa.
Lhokseumawe, 11 Januari 2022