Namun kemana netizen yang berkoar-koar dan berkomentar tentang Aceh dan syariat yang diterapkan dengan dalih menegakkan keadilan bagi seekor anjing. Mereka semua terkesan tutup mata atas kejadian tersebut.Â
Padahal sebelumnya kasus kekerasan hewan juga kerap ditemukan di berbagai pasar tradisional di Indonesia, bukan hanya disiksa, bahkan sebagian besar binatang-binatang tersebut dibunuh untuk dikonsumsi, hal ini justru tidak ada di Aceh. Tentunya penerapan syariat Islam lah yang berperan besar terhadap kontrol dan perlindungan bagi hewan-hewan tersebut. Adanya syariat tentunya memperjelas perihal larangan dan anjuran dalam mengkonsumsi dan memperlakukan hewan.
Aceh sendiri merupakan provinsi di Indonesia yang sudah jauh berabad-abad lalu memahami tentang hak-hak makhluk hidup lain selain manusia. Sehingga dengan adanya kejadian ini seolah-olah menguak tentang bagaimana persepsi dan kebencian masyarakat luar terhadap Aceh. Sayangnya ada beberapa tokoh yang menjadi publik figur, bahkan partai politik turut menyoroti dan memberikan kecaman tanpa adanya analisa dan kajian yang mendalam terhadap kasus ini.Â
Mereka semua seolah mengambil kesempatan dari kasus Canon ini untuk unjuk gigi dan berperan sebagai individu dan organisasi menjunjung tinggi hak asasi terhadap hewan demi menaikkan citra dan kredibilitasnya di hadapan publik. Tetapi mereka lupa tentang ketidakadilan yang dialami oleh masyarakat kurang mampu di luar sana.
Masyarakat Indonesia sangat mudah berkomentar provokatif dan mencela ketimbang membaca dan menganalisis kebenaran fakta dari suatu informasi, sehingga tak heran jika disintegrasi bangsa kerap muncul akibat jahatnya jari-jari netizen. Silahkan usut tentang adanya dugaan kekerasan terhadap hewan, dan silahkan beri hukuman jika terbukti benar dugaan tersebut kepada oknum yang bersangkutan. Tetapi yang perlu diperhatikan juga adalah kebijaksanaan netizen dalam bermedia sosial, berhenti untuk menghina dan melecehkan kearifan lokal suatu daerah.Â
Aceh dengan program destinasi wisata halalnya merupakan salah satu usaha dalam meningkatkan pertumbuhan perekonomian bangsa. Sehingga, tidak layak jika kasus Canon ini dimanfaatkan oleh sebagian orang untuk menjatuhkan bahkan memboikot program destinasi wisata halal ini. Kerap ditemukan komentar bernada mengejek dan cercaan yang berisi tentang peristiwa musibah tsunami yang pernah melanda negeri Serambi Mekkah ini, tentunya hal ini sangat menyakiti masyarakat Aceh.