Mohon tunggu...
Nyak OemarAyri
Nyak OemarAyri Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Tidak berbakat di bidang menulis

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Dilema Percintaan Memicu Quarter Life Crisis

20 Januari 2021   21:37 Diperbarui: 20 Januari 2021   21:40 567
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Illustrated by https://thetab.com

Pada kasus ini, percintaan merupakan salah satu pokok pembahasan yang sangat menarik untuk dikupas, meskipun dalam setiap pembahasannya tidak pernah mencapai kata tuntas. Hal ini sejalan dengan kenyataan dimana, kisah cinta sifatnya konkret dan bisa dikatakan cukup rumit.

Hubungan antara percintaan dengan fenomena quarter life crisis biasanya ditandai dengan gejala rasa minder atau kurang percaya diri, aktif bersosial media lazim menjadi penyebab utamanya.

Contoh permasalahan percintaan yang berhubungan langsung terhadap quarter life crisis yaitu seperti saat masih berkuliah dulu, biasanya ada teman seruang yang yang tidak pernah pacaran hingga mendapat ejekan kalau ia tidak laku, namun selanjutnya setelah lulus kuliah secara tiba-tiba ia mengirimkan undangan dan menyebarkan berita pada media sosial bahwa ia akan segera menikah. 

Hingga pada akhirnya, ketika kita menghadiri acara resepsi pernikahan tersebut, ada rasa minder karena keadaan telah berbalik dan malah kita yang belum kesampaian untuk menikah.

Belum lagi dilema ketika dihadapkan oleh permasalahan rumit, yaitu saat kita sudah mantap untuk menikahi pasangan pilihan sendiri, tiba-tiba orang tua mengajukan standar yang tidak ada pada pasangan kita. Lebih parahnya lagi terkadang pernikahan yang telah kita idam-idamkan akhirnya kandas akibat tidak ada restu orang tua. 

Maka semakin dekatlah kita terhadap krisis diri. Pada kasus yang lain, ketika kita telah berhasil menikahi pasangan yang kita cintai, namun ternyata kehidupan setelah menikah tidaklah seindah drama korea. 

Espektasi yang terlalu tinggi terhadap kehidupan pernikahan ternyata tak sejalan dengan realita, dan akhirnya kembali kita terpuruk pada krisis dalam diri.

 Solusi untuk menghadapi fenomena quarter life crisis ini secara bijak dan dewasa, bukan hanya dengan berpangku tangan dan pasrah meratapi keadaan yang menimpa diri. 

Mulailah dengan mengenali diri sendiri, karena sejatinya tak ada orang lain yang lebih paham keadaan kita selain diri kita. Hal ini dapat dilakukan dengan menanyakan pada diri sendiri apa harapan dan tujuan ke depan? 

Dengan menjawabnya, diharapkan kita bisa lebih paham hidup seperti apa yang hendak kita jalani ke depannya. Selain itu, kita jadi bisa lebih leluasa untuk menentukan pilihan hidup kita sendiri, tanpa bayang-bayang orang lain. 

Namun, tentunya hal itu juga perlu kita diskusikan dengan orang sekitar. Supaya kita jadi lebih cerdas dalam mempertimbangkan dan menentukan pilihan tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun