Mohon tunggu...
Panji Saputra
Panji Saputra Mohon Tunggu... Freelancer - Makelar Kopi

Sunyi bukan berarti mati

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi: Saat Aku Menuliskan Mu

24 Agustus 2021   23:10 Diperbarui: 25 Agustus 2021   00:32 214
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di sepertiga malam
Saat para malaikat sibuk
menyimak bumi

Saat sunyi pada larut malam
hembusan angin malam
Mencengkram tubuh
menusuk sampai ke tulang

Saat kopi, dan rokok
yang tembakaunya perna menjadi tujuan anak semua bangsa,
tidak lagi laku

Saat Multatuli mati ditusuk-tusuk oleh tangan dingin neokolonialisme

Saat para tokoh agama terlalu sibuk dengan khutbanya tentang kehidupan langit dengan iming-iming sungai-sungai madu dan bidadari beribuh sampai lupa dengan perut tetangganya yang sudah tiga hari menahan perinya kelaparan

Saat lantunan perlawanan:

"down! down! down WTO!" para buru serupa lantunan adzan disiang bolong

Saat pemuda milenial mulai menjamur di kedai-kedai kopi demi kebutuhan insta stori

Saat semesta mulai muak pada keangkuhan manusia atas pemujaan pada rasionalitas yang menjadi

Saat tuhan diciptakan untuk mengisi ketidak tahuan manusia

Saat suntuk memaksaku
untuk berhenti menulis,

Aku hanya ingin menulis
satu nama dalam kalbuku,
Kamu

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun